SIGI – Seni merupakan cerminan dari kebudayaan masyarakat tempat untuk berkembang. Premis inilah yang mengilhami penyelenggaraan Festival Naoni Bungi yang didukung melalui platform kebudayaan Indonesiana di Rano Bungi, Desa Kabobona, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, tanggal 30 Agustus sampai 1 September 2018.

Festival ini digelar pada tiga tempat berbeda yaitu di Rano Bungi, Cagar Budaya Lumpung Batu, dan Cagar Budaya Arsitektur Kulawi.

Festival Naoni Bungi juga mengambil lokasi di Kampung Adat Toro di Kecamatan Kulawi. Hal ini merupakan penghargaan terhadap masyarakat adat di Kabupaten Sigi, sekaligus edukasi bagi warga untuk mengenali kembali kampung adat.

Festival budaya itu telah dibuka Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadjamuddin Ramli. Pembukaan tersebut dihadiri Gubernur Sulteng Longki Djanggola dan Bupati Sigi Moh Irwan Lapatta.

Bupati menyampaikan, Festival Bunyi Bungi pertama kalinya dilaksanakan dalam rangka memberi kesempatan kepada pekerja seni untuk mempersembahkan karyanya.

“Festival Bunyi Bungi ini sudah dirintis secara mandiri oleh para pelaku seni di Kabupaten Sigi. Pelaku seni sudah mampu mengundang seniman dari mancanegara melalui jaringan yang sudah terbangun. Jaringan komunitas-komunitas tersebut berasal dari kota-kota di Sulawesi Tengah, Bali, Aceh, dan Makasar serta dari luar negeri seperti Austria, Jepang, dan Sinegal,” katanya.

Bupati menjelaskan bahwa, Festival Naoni Bungi, masing-masing mengartikan Naoni (Bunyi) dan Bungi adalah daratan yang terbentuk akibat surutnya air sungai sehingga terbentuk sebuah danau.

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Nadjamuddin Ramli menyampaikan, Festival Naoni Bungi merupakan bagian dari platform kebudayaan Indonesiana. Kerja sama ini diharapkan mampu menambah gaung festival dan turut membangun keberlangsungan ekosistem seni dan budaya, khususnya Kabupaten Sigi.

“Kedepan masyarakat Sigi yang bekerja di sektor apapun akan datang berkunjung ke Rano Bungi untuk melihat langsung persembahan karya seni atraksi budaya,” harapnya. (FALDI)