Kehadiran puluhan personel gabungan Densus 88, Unit Brigade Mobile (Brimob) Polda Sulteng, TNI dan aparat berpakaian sipil namun bersenjata lengkap, Sabtu (7/11), sontak membuat suasana pemukiman padat penduduk di RT02/RW01 (kompleks perikanan), Kelurahan Mamboro, Kota Palu, mendadak mencekam.
Wahid alias Aan alias Bojes, terduga pelaku tindak pidana terorisme yang tergabung dalam kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, dikabarkan berkeliaran di kompleks tersebut.
Keberaadaannya terlacak secara tidak sengaja oleh Satgas Tinombala di salah satu ruas jalan yang ada di Kota Palu, Jumat (06/11). Sempat terjadi kejar-kejaran menggunakan kendaraan namun aparat kehilangan jejak di salah satu SPBU.
Sabtu esoknya, salah satu rumah di Kelurahan Mamboro, tepatnya di RT02/RW01, yang diduga menjadi tempat persinggahan terduga pelaku Bojes langsung digerebek.
Warga pemilik rumah adalah Anca (nama disamarkan). Ia pun mengaku kaget dengan kehadiran puluhan personel gabungan bersenjata lengkap itu.
Ia bahkan tak sempat lagi melakukan aktivitasnya mengeringkan ikan hasil tangkapan, padahal matahari sedang terik-teriknya.
Kepada MAL Online, Ahad (09/11), Anca mengaku bahwa ia dan warga sekitar tak menyangka jika telah hidup berdampingan bersama terduga teroris, salah satu anak buah Ali Kalora yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Mabes Polri.
“Kita kan di sini fokus kerja pak, jadi tidak terlalu perduli lagi kalau ada orang baru begitu,” katanya.
Menurut Anca, dari cerita yang sudah tersebar di kalangan masyarakat setempat, Bojes sudah beberapa waktu berada di kompleks perikanan tersebut. Bahkan, ia sempat bahu-membahu membantu di salah satu rumah warga yang tengah berduka.
Namun, kata Anca, yang bersangkutan memang tidak pernah melakukan aktivitas yang menonjol yang sampai mengundang kecurigaan warga setempat.
Terpisah, salah satu perangkat di RT02/RW01 yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, sejak pertengahan 2020 sampai akhir bulan Oktober yang lalu, pihaknya memang telah rutin diingatkan oleh Bhabinkamtibmas dan Babinsa setempat mengenai kedatangan sejumlah orang baru di wilayahnya.
Akan tetapi, ia tak sampai menaruh kecurigaan yang berlebih terhadap orang-orang tersebut, termasuk kepada Bojes.
“Kitakan tidak sampe berpikir kesitu to,” katanya.
Ia juga mengatakan, selang beberapa hari sebelum terjadinya penggrebekan itu, dirinya mengaku sempat melihat orang dengan ciri-ciri yang sudah beredar luas di masyarakat.
“Tapi sudah tidak begini lagi rambutnya, lewat di jalan itu dia,” katanya sambil menunjukan sebuah foto dari ponsel miliknya.
Saat penggerebakan berlangsung, Sabtu (07/11) pagi, seorang perangkat kelurahan ini mengaku berada di rumah yang dicurigai itu. Dirinya sempat mendengar bunyi letupan senjata sebanyak satu kali. Namun ia tak dapat memastikan suara tersebut dari mana asalnya.
Dari informasi yang berhasil dihimpun media ini, diketahui salah seorang warga di RT02/RW01 itu, diamankan pihak kepolisian untuk dimintai keterangan, pasca penggerebekan.
Seseorang yang diamankan itu diketahui adalah anak dari pemilik rumah yang sempat disinggahi Bojes. Ia diperkirakan memiliki hubungan pertemanan dengan terduga.
Belakangan diketahui, kedatangan Aan alias Bojes di Palu adalah kali kedua.
Ia pernah datang ke Palu pada tahun 2019 di tempat yang sama.
Saat ini, pengjaran masih terus dilakukan oleh personel gabungan. Namun sampai berita ini diturunkan, pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulteng masih enggan untuk memberikan keterangan apapun.
Reporter : Faldi
Editor : Rifay