Mencermati Sepak Terjang Wali Kota Palu dalam Mengimplementasikan Change Management

oleh -
Ihksan Syarifuddin ( Direktur Eksekutif Transdata Consulting Company )

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN MELALUI KETELADANAN (LEADING BY EXAMPLE)

“You Must be the Change you Want to see in the World”

-Mahatma Gandhi-

DALAM sebuah Kisah, Gandhi seorang Tokoh Pembaharu dan Perubahan di India didatangi oleh seorang ibu yang membawa anaknya yang tidak pernah berhenti makan permen bahkan saat si anak tersebut dalam keadaan tidur sekalipun, karena sang ibu sudah kehabisan cara untuk mengatasi kebiasaan anak tersebut, si Ibu membawa anaknya untuk konsultasi ke Mahatma Gandhi.

Setelah antrian panjang, si ibu kemudian bertemu dengan Gandhi dan menyampaikan keluhan dan permasalahan anaknya, lalu Gandhi menjawab “ Ibu datang lagi dua minggu kedepan“, dengan sedikit kesal, si ibu menggerutu dalam hati ‘sudah datang dan antri panjang, ternyata pas ketemu tidak diberi solusi tapi hanya diminta datang lagi dua minggu berikutnya’.

Singkat cerita dua minggu berlalu, Ibu dan anaknya kembali mendatangi Gandhi.

Ketika giliran antrian tiba, si Ibu kemudian bertemu Gandhi dengan membawa anaknya yang sedang mengunyah permen, Gandhi pun menyampaikan kepada anak tersebut “ Nak, mulai hari ini gak boleh lagi makan permen ya”, lalu ajaibnya saat itu juga anak tersebut membuang permennya dan tidak lagi mengunyah permen sebagai kebiasaannya.

Pertanyaan kemudian muncul dibenak kita para pembaca, apa yang menyebabkan si anak tersebut mendengarkan dan membuang permen yang selama ini sudah menjadi kebiasaannya?.

Ternyata, dua minggu sebelumnya, Gandhi pun suka makan permen dan dia harus berlatih selama dua minggu untuk tidak mengkonsumsi permen sebelum melarang dan menyampaikan nasihat ke Ibu dan anak tersebut.

Nasihat Gandhi menjadi bertuah karena ia harus berubah terlebih dahulu sebelum meminta orang lain mengubah perilakunya.

Gandhi mengimplementasikan model kepemimpinan yang sangat menginspirasi, lakukan dan beri teladan sebelum meminta dan menyuruh orang lain melakukannya.

Wali Kota Palu baru saja dilantik pada tanggal 26 Februari 2021, Walikota yang telah memenangkan pesta demokrasi di 9 desember 2020 tentu menjadi harapan rakyat Kota Palu untuk melaksanakan dan memenuhi semua janji politiknya, sekaligus memberikan oase ditengah kerinduan masyarakat terhadap hadirnya pemimpin yang dapat memberikan pencerahan, pelayanan, solusi dan suri tauladan ditengah problematika Kota Palu yang sangat kompleks.

BACA JUGA :  Pakar Hukum Tata Negara Ajak Kaum Muda Lawan Stagnasi Pemikiran

Kita tahu bersama Kota Palu dan masyarakatnya telah ditempa dengan bencana alam yang sangat dahsyat 28 september 2018 yang memakan banyak sekali korban jiwa, kerugian materiil, masalah psikis, ekonomi, dan harapan yang hampir pupus sekaligus ujian dan tempaan bencana non alam covid-19 yang melanda dunia di awal 2020.

Kita semua, sebagai masyarakat Kota Palu tentu menyimak menit per menit, jam per jam, hari ke hari, aktivitas dan kegiatan walikota terpilih dalam mengeksekusi dan mengoptimalkan segala resource yang dimiliki oleh kota ini.

Di hari pertama bekerja setelah dilantik, yang dilakukan adalah mengumpulkan semua kepala OPD untuk di briefing tentang visi, misi dan program kerja prioritas yang menjadi komitmen dan janji kepada masyarakat Kota Palu yang wajib terpenuhi dalam masa bakti 2021 – 2024.

Yang menarik adalah aktivitas tersebut direkam dan dipantau oleh masyarakat melalui live facebook, info terkini melalui media informasi pemerintah kota dan group-group medsos netizen yang penasaran dengan aksi-aksi walikota tersebut.

Beberapa kebijakan yang sederhana dan terlihat sepele di mata masyarakat telah diambil misalnya menertibkan jam kehadiran ASN, akan membuka sekolah secara luring setelah guru-guru di vaksin dan tentunya diikuti dengan prokes yang ketat, focus pada kebersihan kantor, kedisplinan kepala OPD dan jajarannya, dilarang menutup jalan untuk kegiatan pesta, dilarang meminta-minta di perempatan lampu merah, melakukan rapat marathon dengan camat dan lurah.

Ia juga menyampaikan bahwa di hari-hari tertentu akan mendatangi lurah tertentu untuk bertemu dengan masyarakat tanpa harus disiapkan protokol, penyambutan, tenda dan segala perangkatnya yang selama ini menjadi kelaziman dalam menyambut pejabat.

BACA JUGA :  Sah Jadi Cabup-Cawabup, Husen-Ajub Langsung Tebar Program

Muncul secara acak di beberapa instansi misalnya di kantor Inspektorat, memberikan arahan tentang pentingnya membenahi pelayanan yang dimulai dari kesiapan internal.

Bahkan di hari weekend, bertemu masyarakat di salah satu kelurahan dan berdiskusi secara langsung tentang permasalahan yang ada, menyidak seputaran kantor wali kota dan memberikan arahan langsung dilapangan kepada pejabat terkait tentang apa saja, terutama tentang kebersihan, estetika, penempatan pot bunga, kursi, taman, parkir kendaraan pegawai, dan lain-lain.

Itu mungkin terlihat sepele dan remeh temeh, tapi jika kita mencermati secara jernih sesungguhnya ada hal esensi yang sedang berjalan dan lagi ditunjukkan oleh wali kota yaitu men-drive dan mengikis persepsi dan pola pikir para ASN dan birokrasi, bahwa untuk merubah sesuatu tidak harus memulai dari hal yang besar, cukup melakukan perubahan-perubahan kecil namun secara jangka panjang akan berdampak besar, hindari slogan-slogan dan keluhan-keluhan yang menyandarkan setiap kegiatan berdasarkan anggaran dan project minded, harus memulai pekerjaan dengan pendekatan melayani dan memulai dari hal-hal sederhana untuk kepentingan masyarakat.

Memang masih terlalu dini bagi kita menilai seperti apa implementasi Kepemimpinan yang lagi di orkestrasi oleh Walikota, lalu kemudian kita bertanya gaya kepemimpinan apakah yang sedang berlangsung dan sejauh mana efektifitas dan konsistensinya kedepan?.

Teori Motivasi Maslow tentang kepemimpinan membahas banyak variable tentang kepemimpinan yang efektif, tapi pada tulisan ini kita membahas pendekatan yang paling sederhana saja, bahwa kepemimpinan lahir karena ada masyarakat yang mencintai seorang figure dan menyerahkan power dan amanah tersebut digunakan untuk kesejahteraan dan kemaslahatan.

Dalam implementasinya, pemimpin yang dicintai adalah pemimpin yang menggerakkan semua sumber daya yang dimilikinya dengan menerapkan contoh, tauladan terhadap orang yang dipimpinnya, bukan dengan retorika, tunjuk sana tunjuk sini tanpa memberikan contoh dan Tindakan nyata dari seorang pemimpin.

Menarik untuk menyimak apa yang sedang diperagakan oleh Hi. Hadianto Rasyid SE, Wali Kota Palu yang baru saja dilantik yang bekerja siang dan malam dengan memberi tauladan, membuka paradigma baru dalam melihat persoalan dan bagaimana cara menyelesaikannya, mengorkestrasikan kepemimpinan dan sekaligus tindakan manajerial dalam satu kesatuan yang utuh.

BACA JUGA :  BNNK Poso Amankan Satu Keluarga Tengah Asik Berpesta Sabu

Dengan latar belakang pengusaha sekaligus mantan anggota DPRD, ketua partai politik sekaligus seorang santri yang sangat disiplin terhadap managemen waktu dan produktifitas, teruji dalam integritasnya.

Konsep “Leading by Example” tanpa kita sadari sedang dipertontonkan di hadapan kita untuk kemudian memberikan harapan kepada kita sebagai masyarakat Kota Palu bahwa transformasi managemen pemerintahan yang sering digaungkan dengan istilah “Good Governance” sedang berjalan tanpa harus dibicarakan dalam ruang-ruang rapat namun langsung diimplementasikan dilapangan disertai dengan keteladanan dan tindakan serta narasi yang mudah dipahami.

Change Management sebagai sebuah konsep didalam merespons perubahan, tidak harus menjadi momok oleh kalangan birokrasi namun harus dijalankan dengan semangat, enjoy, nyaman dan penuh inspirasi.

Karena sesungguhnya Change Management dilakukan pertama kali oleh pemimpin dan setelah itu men-drive perubahan tersebut terjadi dikalangan orang yang dipimpinnya dan memahami bahwa perubahan hanya akan terjadi dengan menjadi bagian dari perubahan tersebut.

Saya yakin, bahwa mesin birokrasi dalam waktu dekat akan segera “ Fine Tuning” dengan Walikota dan Wakil Walikota, sehingga semua program dan pelayanan publik dapat mencapai titik optimalnya dan kita berharap di masa pemerintahan kota kali ini terjadi lompatan berpikir dan lompatan prestasi yang membuat Kota Palu sejajar dengan kota-kota besar di Indonesia yang terlebih dahulu mencapai hal tersebut karena memiliki Pemimpin yang men-delivery kepuasan dan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan utama.

Lalu, sebagaimana Mahatma Gandhi melakukan transformasi melalui Tindakan nyata, Insya Allah akan terwujud di Kota Palu yang kita cintai. Semoga … 

Penulis: Ihksan Syarifuddin (Direktur Eksekutif Transdata Consulting Company)