Oleh: Wawan Kurniawan, SST
IBU adalah sosok perempuan yang paling berjasa dalam kehidupan seseorang. Kasih ibu sepanjang masa, begitulah peribahasa yang kita kenal untuk menggambarkan betapa besarnya kasih sayang ibu untuk anaknya. Ibu adalah adalah anggota keluarga yang berperan penting dalam mengatur semua terkait urusan rumah tangga, pendidikan anak termasuk kesehatan rumah tangga tersebut. Dalam penyelenggaraan upaya keseahtan, ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak mendapat perhatian khusus. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.
Sejak berakhirnya Millennium Development Goals (MDGs) pada 2015 dan berlakunya Sustainable Development Goals (SDGs), upaya penurunan Angka Kematian Ibu masih menjadi perhatian khusus di dunia. Target global MDGs ke-5 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun tahun 2015. Menurunkan Angka Kematian Ibu sejak saat itu terus diupayakan oleh pemerintah dunia. Target MDGs ini pun dilanjutkan menjadi salah satu target dari SDGs, yaitu pada tahun 2030 mengurangi Angka Kematian Ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Dalam 25 tahun terakhir, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah memang sudah mampu menurunkan Angka Kematian Ibu. Berdasarkan Survei Demorgrafi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 1991, Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini kemudian menurun pada tahun 2015, hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) mencatat Angka Kematian Ibu tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi penurunan, namun tren penurunannya masih sangat lambat, Angka Kematian Ibu di Indonesia tahun 2015 masih jauh dari target dari MDGs yang hanya sebesar 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Dengan penurunan Angka Kematian Ibu yang seperti ini, diperkirakan Indonesia tidak akan mampu mencapai target SDGs sebesar 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Tantangan untuk menekan atau menurunkan angka Angka Kematian Ibu di Indonesia dengan wilayah yang tersebar begitu luas dengan ribuan pulau yang dihuni dan dataran yang bervariasi sangatlah berat. Dari mulai akses ke faskes yang sulit pada penduduk di daerah pegunungan maupun pulau-pulau kecil, infrastruktur yang masih minim di pedalaman, tenaga bidan dan dokter yang terbatas untuk untuk memenuhi kebutuhan di semua wilayah dan jumlah penduduk yang besar sampai dengan tradisi yang masih menghambat.
Untuk mengurangi angka ini pemerintah harus memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas mulai dari saat hamil, tenaga kesehatan yang terlatih untuk menolong persalinan, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi. Selain itu juga menjamin perawatan khusus dan rujukan saat terjadi komplikasi serta akses terhadap keluarga berencana. Pelayanan seperti ini harus dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia secara menyeluruh. Bukan hanya dilakukan di daerah perkotaan, tetapi juga di wilayah perdesaan sampai daerah terpencil.
Pada tahun 2022 ini Badan Pusat Statistik (BPS) kembali melakukan penghitungan Angka Kematian Ibu melaui pendataan Sensus Penduduk 2020 Lanjutan. Pendataan ini merupakan tahapan kedua setelah dilakukannya Sensus Penduduk tahun 2020. SP2020 Lanjutan ini memuat pertanyaan yang lebih rinci dibanding tahun 2020, gunanya untuk menghasilkan indikator SDGs dan RPJMN bidang kependudukan seperti kelahiran, migrasi dan kematian.
Dengan terupdatenya Angka Kematian Ibu ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan pemerintah sebagai dasar pengambilan kebijakan sehingga target penurunan Angka Kematian Ibu sebesar 70 orang per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 nanti dapat tercapai. Pendataan Sensus Penduduk 2020 Lanjutan ini akan dilakukan selama bulan juni tahun 2022, masyarakat yang terpilih menjadi sampel diharapkan dapat memberikan jawaban apa adanya sehingga data yang diperoleh bisa lebih valid dan akurat.
*Penulis adalah Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Tojo Una-Una