POSO – Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar, Sesi Kristina Dharmawati Mapeda, S.H., M.H yang lebih dikenal Srikandi Poso menyatakan kesiapannya memikul tanggung jawab yang lebih besar, maju menahkodai DPD II Partai Golkar Kabupaten Poso.
Bagi politisi perempuan yang telah lama berproses di internal partai ini, Musda bukan sekadar ajang kontestasi, melainkan momentum pembenahan menyeluruh.
“Golkar harus ditata dari dalam dan kembali pada jati dirinya sebagai partai besar, partai kader serta rumah yang nyaman bagi seluruh pengabdinya,” ujar Srikandi Poso kepada media saat dimintai tanggapan terkait persiapannya menghadapi Musda, Ahad (28/12).
Sebagai kader yang memahami denyut organisasi, ia menilai tantangan Golkar ke depan tidak ringan. Perubahan perilaku pemilih, kompetisi politik yang makin ketat, hingga tuntutan publik terhadap partai yang responsif dan solutif, menuntut kepemimpinan yang tidak hanya kuat secara struktural, tetapi juga peka secara sosial.
Di titik inilah, menurut Sesi Mapeda, Golkar Poso perlu dikelola dengan pendekatan yang lebih membumi dan inklusif. Visi besar yang diusungnya sederhana namun fundamental. Yaitu, menjadikan Partai Golkar sebagai partai besar yang kokoh secara organisasi dan menjadi rumah yang nyaman bagi semua kader, tanpa sekat, tanpa jarak, dan tanpa politik eksklusif.
“Kader harus merasa dilibatkan, dihargai dan diberi ruang bertumbuh,” tegasnya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Sesi Kristina merumuskan sejumlah misi strategis. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kualitas kader. Ia mendorong rekrutmen dan pembinaan kader muda yang berintegritas, berkompeten, serta memiliki kapasitas kepemimpinan jangka panjang.
“Partai besar hanya akan lahir dari kader-kader yang terdidik secara politik dan matang secara etika,” kata Srikandi Poso itu menegaskan.
Selain penguatan internal, Sesi juga menekankan pentingnya kedekatan Golkar dengan masyarakat. Partai, kata dia, tidak boleh hanya hadir saat momentum elektoral. “Golkar harus aktif di tengah masyarakat, mendengar aspirasi mereka dan hadir dengan solusi nyata. Kepercayaan publik hanya bisa diraih melalui kerja konkret, bukan sekadar retorika politik,” ungkapanya.
Di era digital, Sesi menilai komunikasi politik yang efektif menjadi keharusan. Pemanfaatan media sosial dan berbagai platform komunikasi modern dinilainya penting untuk menyampaikan gagasan, mengedukasi publik, sekaligus membangun citra partai yang adaptif terhadap zaman. Namun ia menegaskan, komunikasi harus dibarengi dengan kerja nyata agar tidak berhenti sebagai pencitraan semata.
Tak kalah penting, Sesi juga mendorong kolaborasi dengan tokoh-tokoh lokal, adat, dan agama di Kabupaten Poso. Baginya, kekuatan sosial Poso yang majemuk harus dirangkul sebagai mitra strategis partai, bukan sekadar objek politik. “Golkar harus menjadi perekat, bukan sekat,” katanya.
Seluruh gagasan tersebut, menurut Sesi, akan bermuara pada satu tujuan besar. Yaitu program kerja nyata yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Sehingga Golkar Poso ke depan lebih terasa manfaatnya.
Dengan pengalaman, jejaring, serta rekam jejak politik yang teruji, Sesi Kristina Dharmawati Mapeda menegaskan kesiapannya memimpin DPD II Partai Golkar Kabupaten Poso.
“Saya siap bekerja, siap dikritik dan siap membawa Golkar kembali menjadi kekuatan rakyat,” pungkasnya.
Pernyataan tersebut menandai satu hal penting. Yakni, kontestasi di tubuh Golkar Poso bukan hanya soal siapa yang memimpin, tetapi tentang arah dan masa depan partai itu sendiri.

