Posisi elektabilitas dan Akseptabilitas Kandidat

Para Calon Kepala Daerah sebagai peserta pemilihan, dikatakan memiliki elektabilitas jika memiliki daya pilih yang sesuai dengan kriteria keterampilan dan popularitas.

Dalam kerangka demokrasi lokal, maka para calon harus berupaya meningkatkan elektabilitas untuk dapat memenangkan pilkada.

Elektabilitas politik bagi para calon erat kaitannya dengan momentum yang semakin diperbincangkan karena kekuatan politik dan investasi sosial yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai elektabilitas maka potensi calon kepala daerah untuk dipilih akan semakin tinggi.

Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa, orang, maupun badan atau para calon bahkan kepada partai politik yang
menjadi pengusung dan pendukung para calon.

Dalam upaya meningkatkan elektabilitas, maka para calon tidak saja mengandalkan popularitas semata, namun memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi.

Kriteria keterpilihan para calon selain dikenal baik oleh masyarakat luas, juga terbukti memiliki kinerja yang baik. Para calon memiliki prestasi di bidang tertentu dan juga memiliki rekam jejak yang positif di bidangnya. Para calon dikatakan memiliki elektabilitas jika memiliki daya pilih yang sesuai dengan kriteria keterampilan dan popularitas.

Dalam kontestasi pilkada maka calon dan partai politik harus berupaya meningkatkan elektabilitas untuk dapat memenangkan pilkada.

Popularitas seorang figur merupakan modal yang sangat penting untuk memperoleh perhatian publik. Popularitas ini nantinya akan mendongkrak elektabilitas figur dengan membangun pencitraan, baik secara langsung terjun ke tengah-tengah masyarakat atau melalui media massa.

Pada survey Populi Center, Juli 2024, Calon Gubernur Sulawesi Tengah yang diusung Partai Demokrat, Anwar Hafid, unggul dengan perolehan suara 46,7 persen Anwar bahkan tetap unggul di setiap simulasi putaran yang digelar dengan melawan semua kandidat calon Gubernur Sulawesi Tengah.

Pada simulasi pertama, Anwar Hafid unggul dengan perolehan suara 46,7 persen. Dia disusul Rusdy Mastura dengan selisih cukup jauh, yakni 26,8 persen. Kemudian di posisi ketiga ada Mohamad Irwan Lapata dengan perolehan suara hanya 6,6 persen.

Untuk simulasi kedua, Anwar kembali unggul dengan perolehan suara 38,6 persen. Disusul Ahmad Ali dengan perolehan suara 38,6 persen dan Mohamad Irwan Lapata dengan peroleh suara 6,5 persen. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240706112814-617-1118269/survei-populi-politikus-demokrat-anwar-hafid-unggul-di-pilgub-sulteng)

Hasil survei Indikator politik menyatakan Ahmad Ali memiliki elektabilitas
tertinggi sebagai calon gubernur Sulawesi Tengah di Pilkada 2024. Dalam simulasi
ini Ahmad Ali menduduki peringkat pertama dengan elektabilitas sebesar 27,2
persen. Dalam simulasi itu Ali juga menjadi satu-satunya kandidat dengan
elektabilitas melebihi 20 persen. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240624205608-617-1113637/survei-indikator-elektabilitas-ahmad-ali-tertinggi-jadi-cagub-sulteng)

Ahmad Ali unggul terutama karena hingga sejauh ini paling banyak disukai oleh warga. Ahmad Ali sudah dikenal oleh sekitar 70,2 persen warga, dan di antara yang mengenalnya, sekitar 74,4 persen menyukai.

Lembaga Survey Skala Data Indonesia memaparkan hasil survei terkait dinamika Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Hasilnya, elektabilitas Gubernur Sulteng Rusdy Mastura sebagai petahana masih tertinggi. (https://nasional.sindonews.com/read/1383489/12/hasil-survei-elektabilitas-rusdy-mastura-tertinggi-di-bursa-pilgub-sulteng-1716627953)