PALU – Pencanangan vaksinasi Covid-19 di Sulteng melalui penyuntikan vaksin Sinovac ke perwakilan pejabat daerah, dilakukan pada Kamis (14/01),di RS Undata.
Kalangan birokrat, penerima suntikan pertama ialah, Kadis Kesehatan Sulteng dr. I Komang Adi Sujendra, Karo Hukum Yopie Morya Immanuel Patiro, dan Karo Ekonomi dan Pembangunan Rudi Dewanto.
Suntikkan juga diberikan ke Kapolda Irjen Pol Abdul Rakhman Baso, Wakil Ketua DPRD H. Muharram Nurdin, Direktur RS Madani dr. Nirwansyah Parampasi, dan elemen tenaga kesehatan.
Jumlah keseluruhan yang divaksin pada saat itu lebih dari 10 orang.
Kadis kesehatan melaporkan bahwa, vaksinasi dibagi dalam dua gelombang yang mana gelombang pertama dimulai dari Januari sampai April 2021.
Dalam jangka waktu itu lanjutnya, tenaga kesehatan (nakes) jadi prioritas utama yang di dahulukan untuk divaksin pada termin satu dan dua. Termin satu tambahnya, mencakup nakes di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Poso.
“Insya Allah Kita akan segera keluar dari pandemi dengan menggunakan vaksin,” singkat Kadis meyakini vaksin akan sukses memupus Covid-19.
Kesempatan itu, gubernur melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Ir. H. Moh. Faisal Mang, menyatakan dukungan dan apresiasi atas pencanangan dan penyuntikan pertama tersebut.
“Kami harap sukses pencanangan vaksin akan diikuti dengan pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap upaya pemerintah mengatasi pandemi,” terangnya.
Ia juga meminta masyarakat tidak mudah mempercayai hoax, dan turut mendukung program vaksinasi yang juga akan diberikan pada masyarakat.
Karena pemberian vaksin tambah asisten adalah, salah satu strategi memutus transmisi virus dengan mewujudkan kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity). Apalagi pencegahan lewat vaksinasi akan jauh lebih hemat daripada pengobatan.
“Diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus Covid-19 akan memerlukan perawatan di semua rumah sakit di Indonesia, dengan prediksi jumlah kematian menyentuh angka 250 ribu,” asisten memaparkan dampak yang timbul jika tidak ada intervensi vaksin.
Lebih lanjut Ia meminta protokol kesehatan 3M tetap jadi prioritas, karena vaksinasi ke penduduk ternyata butuh waktu dan proses yang tidak singkat.
“Mesti melewati beberapa tahap dan prioritas penerima, baru setelah itu sampai ke masyarakat pada umumnya,” terangnya. (Humas Pemrpov/***)