Masyarakat dan Pemerintah Diharap Rawat Warisan Budaya Situs Megalit

oleh -
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sulteng, Dr Alimuddin Pa'ada (kanan) berfoto di salah satu situs megalit, di Lembah Bada, Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Selasa (10/10). (FOTO: HUMPRO DPRD SULTENG)

POSO – Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Dr Alimuddin Pa’ada, turut menghadiri kegiatan pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit, di Lembah Bada, Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Selasa (10/10).

Menurut Alimuddin, pencanangan Sulteng Negeri Seribu Megalith merupakan suatu langkah penting dalam menjaga dan memperkenalkan warisan budaya yang dimiliki daerah.

“Megalith merupakan warisan budaya kuno yang memiliki nilai historis yang tinggi,” kata Alimuddin.

Politisi Partai Gerindra itu juga menyampaikan pentingnya peran masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya megalith ini. Ia mengajak semua pihak untuk memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pelestarian situs megalith, baik itu berupa peninggalan batu, atau benda-benda bersejarah lainnya.

BACA JUGA :  Hidayat Pakamundi Masih Tertarik Duduk di Komisi IV

Ia pun berharap, melalui pencanangan ini, dapat semakin meningkatkan kebanggaan dan kesadaran masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya ini.

Sebab, kata dia, situs megalit tidak hanya penting bagi masyarakat Sulteng, tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia.

“Warisan budaya seperti megalit ini dapat menjadi daya tarik wisata dan dapat meningkatkan pendapatan daerah,” ujarnya.

Sulteng Negeri Seribu Megalith dicanangkan oleh Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura.

BACA JUGA :  DLH Palu Larang Calon Kepala Daerah Pasang APK di Pohon

Gubernur Rusdy Mastura menyampaikan, potensi peninggalan arkeologis di kawasan ini, secara kuantitas yang berhasil diidentifikasi di kawasan cagar budaya Lore-Lindu adalah sebanyak 2007 buah. Jumlah itu terdiri dari 26 jenis artefak yang tersebar pada 118 situs di empat kawasan yang berbeda.

“Di kawasan Lembah Bada terdapat 35 situs, di Lembah Behoa 32 situs, di lembah napu 29 situs, serta di lembah palu dan danau lindu 22 situs. Tinggalan arkeologis terbanyak ditemukan di Lembah Behoa yaitu sebanyak 825 buah,” katanya.

Selanjutnya, di Lembah Napu sebanyak 752 buah, lalu di Lembah Palu dan Lindu sebanyak 244 buah dan di Lembah Bada teridentifikasi sebanyak 186 buah,” katanya.

Ia juga mengungkapkan sebaran fragmen gerabah yang cukup banyak, terdapat di seluruh wilayah, baik di Lembah Bada, Lembah Behoa, Lembah Napu dan Lembah Palu Lindu.

BACA JUGA :  DPRD Sulteng Resmi Miliki Pimpinan Definitif

“Keempat kawasan tersebut memiliki ciri tata ruang yang khas yang memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya,” ujarnya.

Ia juga mengajak semua pihak untuk sama-sama menjaga dan melestarikan dengan baik “harta karun” ini dengan penuh kebanggaan untuk masa depan dan generasi kita mendatang.

Selain Alimuddin, pencanangan Sulteng Negeri Seribu Megalit juga dihadiri Wakil Ketua III DPRD Provinsi Sulteng, Muharram Nurdin, dan pihak terkait lainnya, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. */RIFAY