Masa Transisi Penanggulangan Pasca Banjir Torue Dilakukan Tiga Bulan

oleh -
Warga Torue kembali melakukan pembersihan sisa-sisa lumpur yang ikut terseret banjir ketiga kalinya. (FOTO:mediaalkhairaat.id/Mawan)

PARIMO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dimasa transisi melakukan upaya pemulihan penanggulangan bencana pascabanjir bandang di Desa Torue setelah status tanggap darurat berakhir pada 12 September 2022.

Masa transisi dimulai tanggal 12 September hingga tiga bulan ke depan.

Sekretaris BPBD Parimo, Moh Rivai, mengatakan, dalam masa transisi tersebut, sejumlah pemulihan tengah dilakukan diantaranya pembangunan hunian sementara (Huntara) bagi korban terdampak parah, perbaikan sejumlah infrastruktur, dan penyelesaian kegiatan normalisasi sungai.

“Sejauh ini pihak BPBD Sulteng sebagai penyedia melakukan percepatan kegiatan fisik, menyiapkan menterial dan sudah mengukur lahan, kami terus berkoordinasi terkait pembangunan tersebut,” ungkapnya dihubungi, Selasa (13/09).

Ia menjelaskan, meski tanggap darurat sudah selesai, BPBD tetap menyalurkan bantuan logistik kepada korban banjir, khususnya warga yang kehilangan rumah dan rusak berat.

Ia mengaku, BPBD menyiagakan posko logistik guna memudahkan penyaluran bantuan, sekaligus berfungsi sebagai posko pemantauan sejumlah kegiatan fisik di lapangan.

Sementara itu, untuk normalisasi sungai pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III), menangani sungai Torue dengan membuat tanggul pengaman secara permanen mulai dari bagian pertengahan sungai hingga hilir.

“Normalisasi sungai itu, ada yang ditangani BWSS dan pihak BPBD,” jelasnya.

Ia menambahkan, proses normal sungai, BWSS III meminta penambahan waktu pekerjaan hingga dua bulan ke depan, yang mana struktur tanggul dibangun tiga lapis dan dipastikan kokoh karena terlapisi material pasir, batu gajah dan geosintetik.

“Sebelumnya direncanakan pembangunan 40 unit, namun dilakukan penambahan 12 unit rumah rusak ringan karena 12 Kepala Keluarga (KK) masuk dalam garis sempadan sungai dan pantai. Total huntara di bangun kurang lebih 52 unit,” pungkasnya.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin