PALU – Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) merupakan garda terdepan dalam menyukseskan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau Bangga Kencana.
Bangga Kencana merupakan program untuk mengarahkan agar keluarga mempunyai rencana berkeluarga, punya anak, pendidikan dan sebagainya, sehingga akan terbentuk keluarga berkualitas.
Di masa pandemi Covid-19, PKB/PLKB memiliki tantangan tersendiri untuk tetap aktif dan produktif. Terlebih, pandemi telah memaksa terjadinya perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, PKB/PLKB sebagai garda terdepan, juga dituntut untuk tetap hadir di tengah masyarakat dan harus selalu menjaga komunikasi dengan masyarakat.
“Karena pandemi memaksa kita untuk harus menerpakan protokol kesehatan, maka strategi komunikasi dan pemasaran program Banggakencana juga harus menerapkan cara-cara baru. Jangan beranggapan, bahwa karena alasan kebijakan di rumah saja, maka penyuluhan banggakencana juga terhenti,” kata Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah, diwakili Analis kebijakan Ahli Madya, Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk (Dalduk) Perwakilan BKKBN Sulteng, La Ode Dia pada kegiatan sosialisasi perubahan perilaku pada masa pandemi Covid-19 bagi PKB/PLKB, dalam rangka pendampingan pemberdayaan ekonomi keluarga di salah satu hotel di Kota Palu, pekan lalu.
Menurut dia, PKB/PLKB hanya perlu membekali diri dan mengembangkan pola komunikasi dengan memanfaatkan berbagai saluran komunikasi yang ada.
“Karena penyuluh harus tetap hadir dan menjaga komunikasi dengan masyarakat. Misalnya, memanfaatkan jaringan media sosial, membuat grup whatsapp yang berjenjang bak multi level marketing grup di tingkat kader, kader dan penyuluh, penyuluh dengan OPD-KB, dan seterusnya,” kata La Ode Dia.
Selain itu, PKB dan PLKB juga bisa memanfaatkan media lini atas, seperti TV, Radio, Surat Kabar dan lain sebagainya atau, media lini bawah, seperti poster, spanduk, leaflet dan lain sebagainya.
“Mungkin juga, menghidupkan sosialisasi mobile melalui mobil unit penerangan alias mupen, serta berbagai strategi lainnya sesuai budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat,” jelasnya.
Ia juga berpesan, PKB/PLKB harus bisa menjadi penyambung lidah masyarakat dalam rangka memberi penyadaran masyarakat mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya selama pandemi Covid-19.
“Selain memberikan informasi program banggakencana, penyuluh juga harus mampu mengedukasi masyarakat agar memahami Covid-19 dan cara mencegahnya. Seperti, wajib menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak,” tuturnya.
Kegiatan itu diikuti 75 orang PKB/PLKB dari kabupaten dan kota se-Sulteng. Kegiatan itu menghadirkan narasumber, Ketua AKU, PT PNM Palu, Bank BRI Cabang Palu, IPTI Maleo Tekno Center dan Ketua Kelompok UPPKS Hidayah. (YAMIN)