PALU- Satu bulan belakangan ini, dimana-mana, di segala tempat, hampir tidak pernah alpa dengan suara tek tekan. Suara itu adalah hasil dari ketukan dari dua bola plastik padat, yang diikat, yang dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang. Atau orang Palu, menyebutnya lato-lato.

Maraknyanya kembali permainan yang muncul di awal tahun 2000-an ini, berdampak positif bagi penjual mainan. Bahkan, tampak kini di setiap sudut Kota Palu mudah dijumpai penjual lato- lato. Harganya pun bervariasi 15 ribu hingga 20 ribu perbuah.

Salah seorang penjual mainan lato-lato Budi mengatakan, Permainan berbentuk bola pingpong berbahan plastik keras berwarna warni tersebut bukan hanya di mainkan anak- anak kecil, anak remaja pun suka dengan permainan tersebut. Saking viralnya permainan itu, harga jualnya pun ikut berpengaruh.

“Dulu waktu belum terlalu viral, mainan ini saya jual hanya 8 ribu. Semakin banyak yang gemar akhirnya lato-lato ini tidak sulit ditemukan di pasaran. Ada yang jual tetapi harganya sudah mahal. Sekarang harga lato-lato perbuah 15 ribu, tersedia warna pink, hijau, merah, hitam, putih dan ungu,” ujar Budi salah seorang penjual mainan di jalan Samratulangi.

Herman (15 tahun) penjual mainan lato-lato di parkiran motor Grand Hero jalan Basuki Rahmat mengatakan, dirinya sebelumnya penjual kue keliling. Akan tetapi saat ini jualannya sedang sepi, akhirnya dirinya memutuskan merangkap penjual lato-lato.

“Saya lihat ada peluang menjual lato-lato sambil menjual jalangkote saya juga menjual lato-lato. Alhamdulillah untung dari menjual mainan yang lagi viral ini sangat besar sehari saya bisa dapat keuntungan 50- 60 ribu,” ujar Herman.

Herman berharap musim mainan lato-lato ini jangan cepat berlalu, karena keuntungan dari menjual mainan tersebut dikumpulkan untuk membeli kebutuhan sekolahnya.

Reporter: Irma