Manusia Sungguh Lemah

oleh -
Ilustrasi. (Youtube Minang Bertauhid)

Manusia itu sungguh lemah. Sekuat apapun ia, sebesar apapun kekuasaannya, ia tetap sangatlah lemah dihadapan Allah swt. “Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS.An-Nisa’:28)

Mulai dari awal manusia telah dilahirkan dalam keadaan lemah hingga sepanjang kehidupannya. Ia tak memiliki kekuatan sedikitpun selain kekuatan yang diberi oleh Allah SWT. Karena itulah Allah sangat mengecam orang-orang yang sombong. Apa yang hendak disombongkan dengan semua kelemahan ini?

Namun tidak serta-merta kelemahan ini menjadi alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Dengan menyadari kelemahan ini, kita akan berusaha untuk mencari sumber kekuatan. Dan barangsiapa yang selalu bersandar kepada yang Maha Kuat maka tidak ada kekuatan manapun yang mampu mengalahkannya.

Kelemahan manusia yang disebutkan dalam Alquran bermacam-macam. Beberapa di antaranya merupakan tabiat buruk.

Pertama, manusia bertabiat zalim dan bodoh. Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat (tugas keagamaan) kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS al-Ahzab [33]: 72).

BACA JUGA :  Menata Hati

Kedua, manusia bertabiat membantah. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Alquran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah (makhluk) yang paling banyak membantah.” (QS al-Kahfi [18]: 54).

Ketiga, manusia bertabiat tergesa-gesa. “Dan manusia itu berdoa untuk kejahatan sebagaimana dia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia itu cenderung tergesa-gesa.” (QS al-Isra [17]: 11).

Keempat, manusia bertabiat melampaui batas. Allah berfirman: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orangorang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS Yunus [10]: 12).

BACA JUGA :  Murah Hati

Kelima, manusia bertabiat ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhannya” (QS al-‘Adiyat [100]: 6).

Keenam, manusia bertabiat keluh kesah dan kikir. Allah berfirman: “Sesungguhnya manusia itu diciptakan bertabiat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan dia amat kikir.” (QS al-Ma’arij [70]: 19 – 21).

Kedelapan, manusia bertabiat susah payah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS al-Balad [90] : 4).

Kesadaran kita akan kelemahan, membawa konsekuensi keterbukaan kita terhadap kritik dan saran dari orang lain. Itu sebabnya sebagai manusia, kita tidak boleh berfikir kolot, dan terlalu memaksakan kehendak meskipun itu sebuah kebaikan. Karena pada dasarnya setiap manusia akan memiliki batas dan standar yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

BACA JUGA :  Anakmu Investasi Akhiratmu

Manusia tidak boleh menjustifikasi sebagai manusia paling suci atau paling benar, karena kebenaran hanya milik Tuhan semata. Justru yang terbaik bagi manusia menurut islam adalah memberi penerangan, mengajak kepada kebaikan dan memotivasi orang lain untuk kembali ke jalan yang benar. Tetapi keputusan untuk mengikuti sesuai dengan saran kita adalah hak pribadi masing –masing orang. Jadi sebagaimana diajarankan dalam Islam laa ikrohafiddin, tidak ada paksaan dalam agama. Keimanan, keyakinan dan keteguhan hati dalam memegang prinsip kehidupan hanya Allah Yang Maha Kuasa atas manusia bukan diri kita. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)