PALU – Mantan Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd menanggapi pidato Rektor UIN Datokarama Palu saat ini yang menyebutkan bahwa sejak 58 tahun lalu kampus tertidur dan hingga kini telah ada 8 Program Studi dengan akreditasi Unggul. Pidato tersebut disampaikan momentum Wisuda ke-45 Sarjana, Magister dan Doktor, Ahad (2/11) pagi. Wisuda tersebut dihadiri Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, serta Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid.

Prof. Sagaf Pettalongi menyoroti perlunya memperjelas pernyataan yang menyebut istilah “58 tahun kampus ini tertidur” dalam pidato Rektor UIN itu. Ia menegaskan bahwa pembangunan perguruan tinggi, baik secara fisik maupun non-fisik, tidak berdiri pada kerja satu atau dua periode kepemimpinan saja. Melainkan merupakan hasil kerja panjang dan berkesinambungan sejak masa awal berdirinya lembaga tersebut.

“Makna tertidur itu perlu diperjelas. Karena pembangunan PT (perguruan tinggi-red) tidak bisa dipisahkan dari kerja semua pimpinan terdahulu. Mulai dari status Filial Ujung Pandang, lalu menjadi STAIN, kemudian IAIN, dan sekarang UIN. Itu bukan kerja satu atau dua orang, bukan pula hanya dalam rentang satu atau dua tahun, tetapi hasil proses panjang yang saling melanjutkan,” ujar Prof. Sagaf, saat dihubungi, Kamis (6/11) siang.

Ia juga mengingatkan bahwa setelah bencana gempa bumi dan tsunami 2018 silam, kampus UIN Datokarama mengalami kerusakan parah hingga 80-90 persen. Dalam kondisi tersebut menurut dia, percepatan pembangunan fisik dan non fisik menjadi langkah prioritas untuk memenuhi syarat perubahan status kelembagaan menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

Menurutnya, salah satu syarat utama alih status adalah tersedianya minimal dua program studi dengan akreditasi A atau unggul. Hal tersebut telah dicapai sejak tahun 2020, sehingga IAIN Palu resmi bertransformasi menjadi UIN Datokarama Palu pada Juli 2021 lalu.

“Sejak 2020 sudah ada dua prodi terakreditasi A (unggul). Karena syarat itu dipenuhi, maka IAIN Palu dapat berubah menjadi UIN. Kini jumlah prodi terakreditasi unggul terus bertambah. Itu wajar, dan menjadi harapan bersama. Sarana, fasilitas, dan perangkat pendukung memang sudah dipersiapkan dengan matang,” jelasnya.

Prof. Sagaf menambahkan bahwa arah penguatan akreditasi unggul di seluruh program studi juga bukan rencana baru, melainkan telah dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Rencana Strategis (Renstra) kampus hingga tahun 2036 mendatang.

“Rencana akreditasi unggul untuk semua prodi sudah ada sejak 2020 dalam Rencana Induk Pembangunan UIN Palu. Tinggal dilanjutkan dan diperkuat. Ini adalah proses keberlanjutan, bukan hal yang baru muncul sekarang,” pungkasnya.