GOWA – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 1 Oktober 2021 di Gowa, Sulawesi Selatan.
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan webinar dengan tema “Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Literasi Digital” ini dihadiri oleh 688 peserta.
Empat narasumber tampil dalam seminar kali ini, masing-masing Dosen Universitas Udayana, Richard Togaranta Ginting; dosen Komunikasi IAI Dalwa Pasuruan, Muhajir Sulthonul Aziz; penulis & dosen Unhas Makassar; serta Presenter TV & kreator konten gaya hidup, Ayi Dara. Sedangkan moderator yaitu Arie Mega.
Tampil sebagai pemateri pertama, Richard Togaranta Ginting menyampaikan tema “Menyambut Generasi Alfa, Peluang dan Tantangan Keterampilan”.
Menurut dia, generasi alfa merupakan generasi yang lahir sekitar tahun 2010 ke atas dan akrab dengan perkembangan teknologi. Keterampilan yang harus dimiliki generasi tersebut mencakup identitas, penggunaan, keselamatan, keamanan, kecerdasan emosional, komunikasi, literasi, dan hak digital.
“Orang pertama yang semestinya mengenalkan keterampilan ini adalah orang yang paling dekat, yaitu orangtua,” ujarnya.
Selanjutnya, narasumber Muhajir Sulthonul Aziz menyampaikan paparan “Hate Speech, Identifikasi Konten dan Regulasi yang Berlaku”. Ia mengatakan, sasaran ujaran kebencian meliputi agama, suku atau ras, jenis kelamin atau gender, serta identitas kelompok lainnya.
Sebagai warganet yang baik, lanjut dia, harus dapat berperan untuk melawan bentuk konten negatif ini, misalnya memberikan informasi kepada pengguna lainnya bahwa konten tersebut mengandung ujaran kebencian dan terancam melanggar UU ITE, serta membantu penghentian sebaran konten tersebut dengan melaporkan kepada pihak yang berwenang.
“Banyak pihak yang melakukan ujaran kebencian melalui faktor agama dan ini paling sering dipakai,” jelas dia.
Pemateri ketiga, Supratman, memaparkan materi bertema “Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Literasi Digital”.
Menurut dia, pengaruh internet akan budaya lokal Indonesia, antara lain lebih cepat mengenalkan ke masyarakat internasional, pelestarian budaya, serta upaya digitalisasi aksara. Adapun efek negatifnya adalah ancaman keberadaan budaya lokal dengan masuknya dari luar, internet menjadi candu bagi masyarakat, serta berpotensi mempengaruhi pikiran dan perilaku warganet.
“Instrumen untuk memperkenalkan budaya lokal bisa menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan lainnya,” katanya.
Adapun Ayi Dara, sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Waspada Rekam Jejak di Era Digital”. Ia mengatakan, rekam jejak merupakan data yang secara sengaja atau tidak sengaja dibuat dan ditinggalkan oleh pengguna internet. Misalnya, unggahan di media sosial, pencarian di mesin pencari, aplikasi yang diunduh, pembelian di lokapasar, laman web yang dikunjungi, atau jalur ojek online.
“Sebisa mungkin jangan mengunggah dan menulis hal aneh di internet dan media sosial,” imbuhnya.
Setelah sesi pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Dalam kesempatan tersebut, para peserta dipersilahkan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
Salah seorang peserta, Sherly Lina, bertanya tentang kiat bagi orangtua dalam melindungi anak dari bahaya yang ada di dunia digital.
Menanggapi hal tersebut, Richard Togaranta Ginting bilang, orangtua harus mampu mengawasi/mengontrol anak dalam penggunaan gawai dan internet.
“Misalnya, mengatur mesin pencari agar anak tidak bisa mengakses konten negatif,” jawabnya.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, bisa mengakses https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***