Banyak orang ingin memperoleh kemuliaan. Tapi, sedikit orang yang tahu tentang waktu-waktu yang dimuliakan. Banyak orang berharap mendapatkan kemuliaan. Namun, sedikit orang yang mau menghidupkan malam-malam kemuliaan. Padahal, untuk memperoleh kemuliaan harus bersama r dengan waktu-waktu yang dimuliakan.
Salah satu cara untuk memperoleh kemuliaan yakni dengan menghidupkan malam-malam yang telah dimuliakan. Sebab, ketika Allah Swt telah memuliakan malam-malam tertentu menunjukkan bahwa pada malam tersebut Allah Swt turunkan kemuliaan.
Adalah Lailatul Qadar, inilah malam kemuliaan. Dalam kitab Sabilal Muhtadin, diungkapkan bahwa Malam Qadar merupakan malam terbaik dari seluruh malam yang diciptakan Allah Swt. Sebab, pada malam ini Allah Swt menurunkan Alquran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia) (QS. Ad-Dukhan: 3, Al-Qadr: 1, dan Al-Baqarah: 185).
Firman Allah Swt, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Alquran pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5).
Dalam banyak petunjuk dijelaskan, bahwa Lailatul Qadar berada pada malam-malam ganjil dari malam-malam sepuluh akhir di bulan Ramadhan (antara 21, 23, 35, 27, dan 29).
Sebab itu, hendaknya orang-orang yang berpuasa tidak menyia-nyiakan malam kemuliaan ini. Bahkan, Rasulullah saw pada sepuluh akhir dari malam Ramadhan mulai mengencangkan ikat pinggangnya, membangunkan keluarganya, untuk beriktikaf pada malam tersebut. Yakni untuk memperoleh malam kemuliaan; Lailatul Qadar.
Sungguh merugi orang-orang yang hidup dalam bulan Ramadhan, tapi ketika Ramadhan berlalu dan pergi, dosa-dosanya belum terampuni.
Sebab, Malam Qadar merupakan malam pengampunan dosa dan penyucian jiwa, serta malam pelipatgandakan pahala di sisi Allah Swt. Yakni satu malam beribadah laksana telah beribadah 83 tahun 4 bulan
Abu Hurairah RA meriwayatkan, “Rasulullah RA memberitahukan kami tentang Lailatul Qadar. Beliau ber kata, ‘Ia ada pada bulan Ramadhan, di malam sepuluh terakhir, malam ke- 21, 23, 25, 27, 29, atau pada malam terakhir bulan Ramadhan. Barang siapa yang melaksanakan qiyam pada malamnya dengan keimanan dan selalu bermuhasabah, Allah SWT akan mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang.”
Dalam hadis lain, Nabi SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan”. Lalu, beliau mendekatkan perkiraan itu dengan sabdanya, “Carilah Lailatul Qadar pada witir (hari ganjil) pada 10 terakhir di bulan Ramadhan” Kemudian, beliau lebih mendekatkan gambaran itu, “Barang siapa yang ingin mencarinya maka hendaklah ia mencarinya pada malam ke-27 di bulan Ramadhan”
Dr Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqh Shiyam, menjelaskan, jika penentuan Ramadhan berbeda antara satu negeri dan negeri yang lain, malam ganjil pada suatu negeri terjadi pada malam genap di negeri yang lain, tindakan yang paling ihtiyath (hati-hati) adalah mencari Lailatul Qadarnya pada setiap malam 10 hari ter akhir Ramadhan (al-asyrul awakhir).
Selain itu, kaum Muslimin hendaknya juga memperhatikan tanda-tanda turunnya malam seribu bulan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan pucat” (HR Ibnu Khuzaimah).
Dalam hadis lain, Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diperlihatkan Lailatul Qadar lalu aku dilupakan, ia ada di 10 malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin, bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya” (HR Ibnu Hibban).
Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita agar dapat meraih malam seribu bulan tersebut. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)