Makanan Tradisional Lore, Sensasi Ayam Masak Bambu Berpadu Kecombrang

oleh -
Proses memasak ayam bambu, makanan tradisional masyarakat Lore. (FOTO: media.alkhairaat.id/Mun)

Aroma khas segar yang kuat dari ayam masak bambu telah tercium, ketika proses memasak sudah sampai di setengah matang

Bukan dengan wajan, makanan tradisional masyarakat Lore ini sepenuhnya menggunakan wadah bambu yang dibakar.

Proses pembuatan dan bahan rempah ayam masak tergolong sederhana, tetapi tidak mengurangi ciri khas kelezatan dari makanan yang telah diwariskan turun temurun ini.

Ayam masak bambu ini menggunakan rempah-rempah yang hidup di dataran sekitarnya, seperti potongan sereh, irisan bawang, cabe, beberapa dedaunan seperti jeruk dan pandan.

Yang membuat ayam masak bambu memiliki aroma wangi yang khas adalah resep tambahan cacahan kelopak bunga kecombrang. Masyarakat Lore menyebutnya tikala, pada tanaman yang masuk dalam golongan jahe-jahean itu.

BACA JUGA :  Pengadilan Tinggi Sulteng Tambah Hukuman Basir Cyio
Ayam masak bambu siap disantap. (FOTO: media.alkhairaat.id/Mun)

Di Lembah Besoa, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso tempat ratusan situs megalitik bertumpu, juga memiliki ragam tradisi kuliner yang sayang dilewatkan pendatang.

Di Kawasan situs Pokekea, hari kedua perayaan Festival Tampo Lore III yang diinisiasi oleh Relawan Orang dan Alam (ROA) Sabtu (29/06), tradisi kuliner tradisional masyarakat Besoa ini turut dihadirkan. Pengunjung pun dapat mencicipi dan melihat proses memasaknya secara langsung.

Kesempatan ini terasa tepat untuk mencicipi ayam masak bambu kala kawasan kalamba ini diguyur hujan yang turun malu-malu.

BACA JUGA :  Ahmad Ali: Olaharaga Tradisional Harus Dilestarikan

Tak butuh waktu berjam-jam, ayam masak bambu segera dapat dicicipi panas-panas, mengimbangi hawa dingin kabut Lembah Besoa sore itu.

Kala sesuap ayam masak bambu dengan resep tambahan tikala ini menghambur di lidah; harum, masam, segar memecah indra pengecap bagi setiap orang yang mencicipinya.

Ada sedikit rasa kecut dari kecombrang, menjadi pas dengan gurihnya daging ayam kampung.

Matama’ mpi,” sahut salah seorang pengunjung yang ikut mencicipinya. Artinya “enak sekali” dalam bahasa Behoa.

BACA JUGA :  Penutupan Masa Sidang Ketiga Tandai Berakhirnya Tugas Legislator Sulteng 2019-2024

Ningsih, perempuan pengracik ayam masak bambu ini mengutarakan bahwa makanan ini memang cukup banyak diminati masyarakat Lore. Oleh karenanya pada perayaan penting, ayam masak bambu nyaris tak pernah absen dari tradisi berkumpulnya masyarakat.

Seperti pada perayaan mande’ pare’ misalnya, tradisi makan-makan masyarakat Lore pascapanen ini serasa tak lengkap tanpa ayam masak bumbu yang tersedia di tengah-tengah masyarakat.

“Harus ada ayam masak bambu kalau ada acara besar. Banyak memang yang suka apalagi dicampur tikala. Hampir semua perempuan masyarakat Besoa pasti bisa masak,” ujar perempuan yang tinggal di Desa Bariri itu.

Reporter : Mun
Editor : Rifay