PALU – Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Demokrat (NasDem), Ahmad M. Ali, ternyata telah meniatkan untuk maju sebagai Calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak 2015 silam.

Namun keinginan itu masih ditahan karena rasa penghormatan yang besar kepada senior dan tanggungjawabnya sebagai politisi tingkat nasional, dalam hal ini sebagai anggota DPR RI.

Hal ini diungkapkan Ahmad Ali saat bincang-bincang bersama Kamil Badrun di Podcast Kabar68, Sabtu lalu.

Menurut Ahmad Ali, sejak 2015 silam, ketika beberapa bulan duduk di DPR RI, keinginannya untuk maju sebagai Calon Gubernur itu sudah ada. Itu didasari kondisi Sulawesi Tengah, yang masih tertinggal dari daerah lain.

“Ketika itu, ada semangat saya dan komitmen, jika jadi Gubernur Insyaallah akan angkat harga diri masyarakat Sulteng. Saya punya keinginan lihat hidup masyarakat Sulteng bahagia,” tuturnya.

Niatannya ketika itu dipendam dahulu setelah diminta oleh Longki Djanggola untuk tidak maju dahulu sebagai Calon Gubernur Sulteng di Pilgub 2015. Longki, bagi Ahmad Ali, selain senior juga merupakan orang yang berjasa baginya di dunia politik. Sehingga permintaan Longki ini pun disahutinya.

Di Pilgub 2020, usai Longki Djanggola menyelesaikan dua periode kepemimpinan, niatan untuk mencalonkan diri, kembali terpikir. Kali ini, restu dari Ketua Umum NasDem Surya Paloh tidak didapat. Surya Paloh lebih menginginkannya untuk mengurus partai dan diberikan amanah sebagai Wakil Ketua Partai NasDem.

“Berorganisasi partai politik, harus punya prinsip. Dua hal yang dipegang. Pertama kerelaan memimpin dan kerelaan dipimpin. Saya ditugaskan ketum untuk mengurus partai ini di tingkat nasional, maka saya harus taat dan memilih untuk mengurus partai,” tegasnya.

Maka di Pilgub 2020, dirinya meminta Rusdy Mastura untuk maju bertarung sebagai Calon Gubernur bersama Ma’mun Amir sebagai Calon Wakil Gubernur.

“Kami dukung beliau untuk sungguh-sungguh membawa kesejahteraan di daerah ini. Bisa dilihat bagaimana kami, Ahmad Ali, ibu Nilam dan Partai NasDem di daerah ini perjuangkan hingga Cudy menang dalam Pilgub 2020. Walaupun sekarang katanya itu bukan kerja partai tapi capaian pribadi beliau. Itu tidak masalah,” ucapnya.

Dia juga mengaku, tidak ingin mengambinghitamkan kepemimpinan Rusdi Mastura, jika hingga kini apa yang diimpikannya melihat seluruh masyarakat Sulteng sejahtera, belum terwujud.

Ia juga menepis isu berkembang bahwa dirinya tidak mesra lagi atau pecah kongsi dengan Gubernur Rusdy Mastura.

“Tidak ada pecah kongsi. Karena kita tidak pernah membuat kongsi bersama. Yang ada hanyalah beda pandangan politik saja,” tegasnya.

Sehingga tekadnya maju Pilgub 2024 ini sudah bulat, dengan maksud mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Sulteng.

Secara terbuka, Ketua Umum PW DMI Sulteng ini mengungkapkan alasannya untuk bertarung di Pilgub Sulteng 2024.

“Ini tanggungjawab partai yang harus saya tuntaskan, dan sekarang saya rela meninggalkan segala kemewahan sebagai politisi nasional untuk kembali membangun Sulawesi Tengah. Saya juga mengajak para tokoh-tokoh di Sulteng ini ayo berkompetisi, adu gagasan dan program biar masyarakat yang menilai,” pungkasnya. (RIFAY)