Mahasiswa Unisa Diminta Lakukan Kajian Ilmiah Isra Mi’raj

oleh -
Wakil Ketua MUI Kota Palu, Sagir M. Amin (tengah, baju koko putih, kopiah hitam) saat peringatan Isra Mi'raj Fakultas Agama Islam Unisa, pekan lalu (FOTO: MAL/IWANLAKI)

PALU – Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia  (MUI) Kota Palu, Sagir M. Amin, meminta mahasiswa Universitas Alkhairaat (Unisa) untuk melakukan kajian ilmiah terhadap fenomena Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

“Banyak pembelajaran yang kita peroleh dari peristiwa monumental ini. Kalau dari kajian iman, sudah final. Tapi dari segi ilmiah, maka sebagai insan akademik masih perlu dilakukan kajian, misalnya kenapa saat di luar angkasa Nabi tidak beku saat melewati planet pluto atau hangus terbakar saat melewati planet luar angkasa lainnya,” ujar Sagir saat menyampaikan hikmah Isra Mi’raj  di Aula Fakultas Agama Islam, Unisa, pekan lalu.

Dosen IAIN Palu itu mengatakan, sebagai masyarakat ilmiah, maka mahasiwa harus rajin melakukan diskusi dan kajian ilmiah terkait fenomena ini.

“Misalnya kenapa Nabi bertahannus atau beruzlah di Gua Hira, Ashabul Kahfi keluar dari realitas kehidupan masyarakat atau Imam Al-Ghazali yang melakukan hal yang sama selama sepuluh tahun di menara Masjid Damaskus. Pesan yang ingin disampaikan dalam konteks kehidupan saat ini bagi mahasiswa adalah rajin bangun tengah malam shalat tahajud kemudian belajar, maka kita akan merasakan kedekatan kita dengan Rabb, Sang Pemberi kehidupan” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, tidak ada metode terbaik cara mengenal Allah dan segala ciptaan-NYA, selain bersujud menyembah Allah melalui perintah shalat yang diterima langsung di hadapan Allah SWT.

Dia mengatakan, semua agama punya shalat masing-masing, cuma berbeda  pelaksanaannya.

Menurutnya, Allah mengangkat harkat dan martabat manusia melalui shalat lima waktu. Namun kata wakil ketua MUI ini shalat fardhu adalah kuncinya. Isinya adalah shalat sunnat.

“Cucu Sayyidina Ali digelari As-Sujad atau ahli sujud karena shalat sunnat yang dilakukannya sebanyak lima ratus rakaat sehari semalam. Ada juga sahabat Nabi yang mengerjakan shalat sunnat hingga cape baru tahiyat,” katanya.

Sementara Rektor Unisa, Dr. H. Hamdan Rampadio, mengatakan, perintah shalat adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

“Peristiwa 28 September 2018 kemarin memberikan kita banyak pelajaran,” tutupnya.

Isra Mi’raj yang digagas Pengurus BEM Fakultas Agama Islam iyi dihadiri Dekan FAI Dr. H. Abdul Gafar Mallo, Dekan Fakultas Perikanan Dr. Umar Alatas, para wakil dekan, dosen, pegawai dan mahasiswa Unisa. (IWANLAKI)