PALU- Aliansi mahasiswa Sulawesi Barat Palu Sulawesi Tengah (Sulteng) mendesak Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka (SDK) mencabut izin pertambangan pasir, dinilai merusak ekologis dan mengancam ruang hidup masyarakat. Desakkan tersebut disuarakan oleh para mahasiswa/mahasiswi Sulbar sebagai solidaritas dalam aksi unjukrasa di Tugu Nol Kilometer, Jalan Hasanuddin, Kota Palu, Jumat (16/5) sore.

Sebagai bentuk perlawanan, para mahasiswa berdiri berjejer sambil memegang spanduk bertuliskan di antaranya, “Solidaritas Untuk Masyarakat Karossa, Sarasa, Budong-Budong, Kaluku Barat dan Majene Cabut Izin Tambang”, “Cuti Nonton Drakor Karena Gubernur Lagi Banyak Drama”, “Pemerintah Memaksa Menambang Rakyat Memaksa Melawan”, “Rakyat Sulbar Menangis di Tanah Sendiri”, “SDK Sudahi Duka Kami”.

Secara bergantian massa aksi melakukan orasi, pada intinya, adanya tambang pasir berdampak serius bagi ekosistem dan masyarakat sekitar. Sementara mahasiswa lainnya membagi selebaran pada pengendara baik roda dua dan roda empat yang melintas.

Koordinator lapangan Ahmad Mashud mengatakan, aksi aliansi mahasiswa Sulbar berada di Kota Palu, membawa tuntutan mendesak Gubernur Sulbar SDK mencabut Izin Usaha Pertambangan pasir di Sulbar dan stop aksi kriminalisasi masyarakat menolak tambang di Sulbar.

“Aksi aliansi mahasiswa ini sebagai bentuk solidaritas mendukung gerakan perlawanan masyarakat Sulbar,” katanya.

Ahmad mengatakan, ada empat kabupaten melakukan perlawanan terhadap adanya tambang pasir di antaranya Kabupaten Pasang Kayu, Mamuju Tengah, Mamuju dan Kabupaten Majene.

“Aksi solidaritas ini tidak hanya di hadiri oleh mahasiswa Sulbar ,tapi juga ada mahasiswa dari daerah lain seperti Morowali,” sebutnya.

Reporter: IKRAM
Editor: NANANG