MOROWALI – Aliasi Mahasiswa Morowali (AMM) menggelar unjukrasa menolak Pemadaman Listrik yang dilakukan oleh ULP PLN Rayon Bungku.
Para mahasiswa ini menggelar ujuk rasa di Kantor Bupati, Kantor ULP PLN Rayon Bungku dan terakhir di Kantor DPRD Morowali, Desa Bahoruru, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Kamis (20/05).
Koordinator lapangan Amrin dalam orasinya mengatakan, saat ini Kabupaten Morowali menjadi salah satu kabupaten yang terkenal, tidak hanya di level nasional tapi di internasional dengan kekayan SDA yang memiliki kualitas terbaik nomor satu di asia tenggara. Sehingga hal inilah yang menunjang pertumbuhan ekonomi Morowali tertinggi di Sulawesi Tengah. Namun pertumbuhan ekonomi itu, tidak sebanding dengan kondisi kelistrikan di Morowali saat ini
“Listrik sedang mengalami pemadaman bergilir ataukah perbaikan bergilir, mati listrik?” tanyanya.
Menurutnya, banyak pertanyaan soal pemadaman ini. Apakah disebabkan keadaan ketiadaan penyediaan listrik, korsleting, kerusakan mesin, kurangnya debit air, kerusakan gardu listrik, kerusakan jaringan kabel atau bagian lain dari sistem distribusi, atau kurangnya daya kemampuan kelistrikan.
Menurut Amrin masyarakat selaku konsumen utama penguna listrik telah dirugikan. Sementara pemadaman listrik bergilir di Morowali masih saja terus dilakukan oleh PLN ULP Rayon Bungku dengan berbagai alasan.
Menurutnya lagi, masyarakat geram karena kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Bahkan pada bulan suci Ramadan baru-baru ini
pemadaman listrik pun masih tetap dilakukan.
Adanya pemadaman tersebut, kata dia, telah banyak merugikan konsumen dari perekonomian, usaha, pendidikan, bahkan pekerjaan buruh bangunan.
Dia menjelaskan, karena kerugian itu PLN ULP Rayon Bungku mengabaikan, UUD Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Dan ketentuan mengenai kompensasi kepada konsumen yang dirugikan saat terjadi pemadaman listrik dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 27 Tahun 2017.
Amrin menambahkan, terhitung sejak tanggal 26 Oktober 2020 sampai 20 Mei 2021 pihak PLN ULP Rayon Bungku telah melakukan pemadaman listrik bergilir, bahkan sampai detik ini pihak PLN Bungku belum juga bisa menyelasaikan masalah pada gangguan, salah satu unit di PLTD Bahoruru dan menurunnya daya kemampuan di PLTM Sakita.
Oleh karena itu Mahasiwa juga meminta kepada PLN segera melakukan perbaikan sistem kelistrikan di Morowali, memberikan kompensasi kepada konsumen dan transparansi pihak PLN ULP Bungku kepada konsumen.
Lalu meminta Dirut untuk mengaudit dan penambahan mesin pembangkit di PLN ULP Bungku, serta mendesak pihak ULW Suluttenggo segera mengadakan penambahan unit mesin pembangkit.
“JIka dalam waktu satu bulan pemadaman listrik masih berlangsung maka kepala PLN ULP Bungku
mesti dicopot dari jabatanya!” tandasnya.
Selain ke PLN, mahasiswa juga meminta Pemda Morowali mengambil sikap,
serta melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pihak PLN ULP Bungku.
Sementara itu MULP PLN Rayon Bungku Amirul Huda menyebutkan bahwa pihak PLN akan mengusulkan kepada PLN pusat dan PLN Suluttenggo, karena PLN ULP Bungku hanya menjual daya, dan tidak memiliki kebijakan.
“Kami akan berusaha secepatnya menyelesaikan masalah listrik yang terjadi di Kabupaten Morowali dan akan mengutamakan listrik yang handal sesuai program PLN,” kata Amirul Huda.
Reporter: Harits/Editor: Nanang