LUWU TIMUR – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) berkolaborasi dengan Pemkab Luwu Timur (Lutim) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN) Tematik.
Kolaborasi KKN Tematik ini sudah memasuki angkatan ke-3 dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai latar belakang disiplin ilmu.
Ada yang berbeda pada pelaksanaan KKN Tematik yang diikuti mahasiswa Unhas selama 44 hari di Luwu Timur.
Kali ini, mahasiswa diajak menjajal salah satu fasilitas milik PT Vale, yakni Taman Kehati Sawerigading Wallacea, Sorowako, Luwu Timur.
Di tempat ini, mahasiswa melaksanakan tour singkat, kemudian dilanjutkan dengan Forum Group Discussion (FGD) dan Evaluasi dirangkaikan dengan pelepasan dan penutupan KKN Tematik gelombang 110.
Mahasiswa KKNT Unhas mengaku terkesan dengan program PT Vale terkait lingkungan dan sosial yang dijalankan selama ini. PT Vale dianggap berhasil mengubah stigma mahasiswa Unhas mengenai perusahaan pertambangan yang hanya merusak lingkungan.
Stigma itu terbantahkan setelah mereka mengunjungi pusat persemaian (nursery) PT Vale seluas 2,5 Ha berkapasitas 750 ribu bibit per tahun. Pusat persemaian ini telah terintegrasi menjadi Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea.
Selama kunjungan di Nursery, mereka mendapatkan penjelasan mengenai proses pertambangan berkelanjutan yang dijalankan oleh PT Vale. Mulai dari penambangan, kemudian melakukan reklamasi, hingga rehabilitasi lahan dan revegetasi.
“Ternyata PT Vale tidak hanya melakukan reboisasi di wilayah bekas tambanganya, tetapi juga di Daerah Aliran Sungai (DAS) di 13 kabupaten se-Sulsel,” ujar salah satu mahasiswa KKN Posko Matompi, Ima Kharisma.
Ima juga mengaku takjub karena PT Vale mampu memproduksi sendiri bibit pohon.
“Seluruh bibit pohon yang ditanam oleh PT Vale, semuanya diambil dari nursery yang ditanam dan dirawat sendiri,” jelasnya.
Peserta KKN Posko Matompi tersebut juga memuji program PPM PT Vale, yang dianggapnya sangat detail dan bersentuhan langsung dengan masyarakat bahkan kelompok disabilitas. Seperti program di desa yang ditempatinya, yakni Desa Matompi, PT Vale membantu Kelompok Pemuda Woliko membuat peternakan ayam kampung organik, dengan ketua kelompok yang juga penyandang “different abilities”.
Selama menjalani KKN di Desa Matompi, Ima dan temannya sangat serius memberikan pendampingan kepada Kelompok Pemuda Woliko mengembangkan usaha peternakan. Pendampingan mereka awali dengan observasi, kemudian memetakan masalah, dan menawarkan solusi untuk permasalah yang dihadapi.
Sementara itu, menurut Koordinator KKNT sektor Luwu Timur, Syarifuddin, model kolaborasi PT Vale dengan Unhas ini saling melengkapi.
“Dari sisi kampus kami memiliki sumber daya, yaitu mahasiswa dengan pengetahuannya, dan PT Vale memiliki program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Melalui program tersebut mahasiswa mengaplikasikan teori yang didapatkan di kampus agar bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Masukan-masukan peserta KKNT tersebut ditanggapi dengan tangan terbuka oleh PT Vale.
Director Manager External Relations PT Vale Endra Kusuma menyatakan, masukan yang ditawarkan mahasiswa sangat bagus, dan dapat ditindaklanjuti, baik oleh PT Vale maupun oleh pemangku kepentingan lainnya.
Endra menambahkan, menjalin kerja sama dengan Unhas dalam pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, salah satunya menempatkan mahasiswa KKNT Unhas di wilayah pemberdayaan PT Vale. Hal ini juga sejalan dengan salah satu perilaku utama perseroan, yakni mendengarkan dan melibatkan masyarakat luas secara aktif.
“Dalam Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RI PPM) PT Vale, memang ada satu bagian tentang dukungan terhadap pembangunan Lutim yang melibatkan kelompok pemuda pelajar dan mahasiswa,” katanya.
Menurut Endra Kusuma, keterlibatan dan partisipasi dari mahasiswa Unhas melalui KKN Tematik merupakan bagian dari kolaborasi pentahelix. Model pentahelix adalah sinergi dari lima pemangku kepentingan, yakni bisnis atau perusahaan, pemerintah, komunitas, media, dan akademia. Melalui pendekatan pentahelix, PT Vale berharap pembangunan perdesaan menjadi semakin optimal.
“Mahasiswa memiliki ilmu dan teori, sehingga kita merasa perlu menjembatani mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuannya. Kita harapkan mereka dapat menghadirkan inovasi dan terobosan yang dapat memajukan program pembangunan di desa. Hal itu kita dorong sehingga selama KKN, salah satu prioritas mereka adalah menyasar program PPM-PKPM” jelasnya.
Kegiatan penutupan juga dihadiri oleh perwakilan Pemda Luwu Timur (Lutim) Kepala Desa Tobarano, Dosen Pendamping KKN (DPK) Syarifuddin M Parenreng, Director External Relations Endra Kusuma dan Senior Manager Social Development Program PT Vale Ardian Indra Putra.*