PALU- Puluhan mahasiswa tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara melakukan aksi unjuk rasa di Halaman Kantor Gubernur Sulawesi tengah (Sulteng), Jalan Samratulangi, Kota Palu, Rabu (23/7).
Dengan sound system, serta membentangkan spanduk bertuliskan “Kami Datang Menagih Janji-Janji”, Evaluasi Gubernur Sulteng, para massa aksi secara bergantian melakukan orasi.
Koodinator Lapangan Aksi Aliansi BEM Nusantara Nur Alamsyah meminta semua 9 program BERANI untuk di evaluasi sebab dinilai infrastruktur pelosok belum merata.
“Kami datang berdiri dengan data dan sanubari hati rela berpanas-panasan,” teriak Alamsyah penuh semangat.
Alamsyah menyebut tuntaskan dulu infrastruktur pelosok baru, bicara BERANI. “Bapak bicara BERANI sama saja pembohongan publik!” kata dia.
Alamsyah menjelaskan ada sembilan poin menjadi tuntutan diantaranya evaluasi program BERANI Cerdas, pemerataan infrastruktur jalan, pendidikan, kesehatan,
Evaluasi pertambangan ilegal minning, evaluasi pengangkatan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja di Kabupaten Poso.
Evaluasi program BERANI Tangkap, pengeboman bawah laut Kabupaten Buol dan Kabupaten Parigi Moutong (ilegal fishing).
Transparansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah periode 2025-2029,realisasi janji peningkatan literasi, evaluasi program BERANI Sehat, peningkatan kesejahteraan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
Menanggapi tuntutan mahasiswa Gubernur Sulteng Anwar Hafid mengatakan, tuntutan mahasiswa merupakan kritikan konstruktif untuk melakukan pengawalan secara ketat.
“Saya bertugas kurang lebih enam bulan, persoalan Sulteng banyak tidak cukup waktu bisa diselesaikan enam bulan,” katanya.
Namun kata Anwar rencana melaksanakan sudah termuat dalam RPJMD. Evaluasi menjadi pijakan dan RPJMD hasil kampanye dirinya.
“Sembilan BERANI kita tuangkan dalam RPJMD, ditetapkan dalam PERDA itulah payung hukum pelaksanaan kegiatan lima tahun mendatang,” katanya
Selanjutnya kata Anwar terlalu berlebihan kalau dirinya dikatakan pembohongan publik, sebab enam bulan ini dirinya belum melakukan pembohongan publik.Program sembilan BERANI nyata dilakukan terstruktur dan terencana.
“Haqulyakin, saya pertaruhkan jabatan, harkat dan martabat diri saya. Kalau saya membohongi rakyat Sulteng, catat baik-baik, mendingan saya berhenti jadi gubernur dari pada saya membohongi rakyat,” tegasnya.
Dalam kesempatan aksi tersebut antara massa aksi diwakili korlap aksi Nur Alamsyah dan gubernur Sulteng Anwar Hafid melakukan penandatangan berita acara sembilan poin tuntutan massa aksi di ruang kantor Gubernur Sulteng.