Mahasiswa Asal Palu: Proses Perkuliahan Masih Normal

oleh -
Ilustrasi (IST)

PALU – Gejolak politik Republik Iran dan Amerika Serikat kian meruncing, usai penyerangan Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC) Qassem Soleimani dalam sebuah serangan drone di Bandara Internasional Baghdad, Jumat (03/01) waktu setempat.

Situasi ini membuat sedikitnya 150 mahasiswa asal Indonesia waspada.

Seperti yang dikabarkan mahasiswa Universitas International Almustafa, Iran, Firmansya Jibran kepada MAL, Rabu (08/01), Kedutaan Besar Republik Indoensia (KBRI) telah mengimbau WNI, baik di Irak, Iran dan negara sekitar untuk terus siaga serta mengkuti instruksi keamanan dari otoritas setempat.

Imbauan tersbebut memperhatikan situasi politik dan keamanan di wilayah Irak dan Iran yang kian memburuk.

“Selain imbauan tersebut, WNI juga diminta untuk menjaga komunikasi dengan Perwakilan KBRI terdekat. Imbauan ini sesuai dengan situasi untuk segera menghubungi jika memerlukan informasi dan bantuan,” kata Firmanysah.

Namun, menurutnya, hingga saat ini pelajar dan WNI belum menerima arahan dari otoritas setempat untuk dilakukan evakuasi, sebab sejauh ini, proses perkuliahan masih berjalan aman dan normal.

“Meski demikian tetap diminta waspada dengan kemunginan besar akan terjadi evakuasi. Mahasiswa Indonesia sebenarnya kalau menyikapi itu aman-aman saja. Hanya saja kami tetap diminta waspada. Nantinya kalau ada evakuasi, maka akan dipusatkan di Kota Teheran,” terangnya.

Kata dia, saat ini kondisi di Iran telah ditetapkan sebagai siaga tiga, di mana eskalasi yang dilakukan Amerika membuat kemarahan warga Iran khususnya dan Timur Tengah yang pro terhadap Iran pada umumnya.

Hubungan Iran  dan Amerika Serikat (AS) kian memanas. Jika dirunut ke belakang, kedua negara ini punya sejarah pertikaian yang panjang.

Seperti dilansir dari AFP, Rabu (08/01), Iran dalam pernyataannya menegaskan bahwa ‘puluhan rudal’ diluncurkan terhadap target pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, yang menjadi markas tentara AS sebagai balasan atas serangan drone AS.

Secara terpisah, Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menyatakan besarnya kerusakan akibat serangan rudal Iran masih dalam proses penaksiran. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan semuanya baik-baik saja. (NANANG IP)