Hari hari Madinah adalah hari hari menyenangkan. Alamnya berselimut sejuk termasuk manusianya yang berperangai riang bersabahat. Sikap damai dan saling menghargai yang diperagakan penduduk Madinah adalah warisan terbaik yang ditinggalkan Rasulullah Muhammad SAW. Tak heran begitu banyak orang berobsesi untuk tinggal di tanah Madinah.

Madinah kota cahaya dalam arti sebenar benarnya. Tak perbedaan menjolok antara siang dan malam, tetap saja terang benderang. Pada malamnya temaran cahaya lampu mengangkangi setiap sudut kota.

Madinah kota yang menetramkan hati, kota yang bakal selalu kita rindukan. Tidak ada rasa cuaca panas, meski derajat cuaca menunjuk angka diatas 40 derajat, dia cuma ‘hangat’ saja. Inilah kota yang diberkahi, sampai debu-nya saja bisa menjadi obat dan kota inilah yang terakhir akan digulung Allah saat kehidupan dunia berakhir.

Cahaya lain yang terlihat adalah aura sikap Rusulullah  yang memanusiakan manusia.  Bagi manusia terbaik di dunia inikeragaman adalah sesuatu yamg niscaya. Ini bisa kita lihat dalam piagam Madinah yang secara terang benderang mencamtumkan yahudi, kristen dan kaum paganisme punya hak dan kewajiban yang terhadap Madinah.

Madinah kota yang dimuliakan.  Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan itu hingga hari Kiamat. Ia tidak sama dengan seluruh tanah lain di muka bumi ini. Ia memiliki posisi dan kedudukan terhormat yang hampir menyamai apa yang dimiliki oleh Mekah.

Jika Ibrahim-Alaihis salâm-telah menetapkan kedudukan terhormat kota Mekah, maka Rasulullah-Shallallâhu `alaihi wasallam-juga telah menetapkan kehormatan kota Madinah. Nabi-Shallallâhu `alaihi wasallam-telah berdoa kepada Allah, “

Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan (menetapkan kehormatan) Mekah, dan sesungguhnya aku mengharamkan daerah yang terletak di antara dua tanah yang tetutupi batu hitam (Madinah).” [HR. Al-Bukhâri]

Kota Madinah adalah tanah haram antara gunung Air dan Tsawr. Barang siapa berbuat jahat di dalamnya atau melindungi orang jahat maka dia akan mendapat laknat dari allah,malaikat,seluruh manusia,dan Allah tidak akan menerima secuil pun kebaikannya. Haram meotong tanamannya,memburu hewannya,dan mengambil barang yang terlantar kecuali untuk menyelamatkannya.

Siapa pun tidak diperkenankan mengangkat pedang dan berperang di dalamnya atau memotong rerumputan kecuali untuk memberi makan unta,” (HR al-Bukhari).

Rasulullah pernah bersabda : Demi Allah yang menggenggam jiwa ragaku, tidak ada seorang pun yang keluar dari Madinah sambil membawa kedengkian kecuali Allah akan menggantinya dengan orang lain yang lebih baik.

Ingatlah! Madinah tak ubahnya seperti ubupan api tukang besi yang menyingkirkan hal-hal buruk. Kiamat takkan terjadi sampai Madinah menyingkirkan orang-orang jahat di dalamnya sebagaimana ubupan api menyingkirkan kotoran besi,” (HR Muslim)

Maka siapa yang meninggal dunia di Madinah hendaknya dia menerimanya (dengan bahagia) karena tidak ada orang yang meninggal dunia di Madinah kecuali kelak aku akan memberi syafaat kepadannya,” (HR Ibnu Majah dan al-Turmudzi).

Ada yang mau cari kematian terindah, meninggallah di Kota Madinah. Wallahul alam.

Penulis : Darlis Muhammad