PALU – Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Dr. Hj. Nilam Sari Lawira, tampil membawakan orasi ilmiah pada wisuda sarjana dan pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu Tahun 2022/2023, di Jodjokodi Convention Centre (JCC) Palu, Kamis (22/09).
Tampil dengan balutan semi jas berbahan batik bomba, Nilam Sari menekan perlunya sinergi perguruan tinggi dan pemerintah daerah dengan memadukan kepentingan memenangkan kehidupan.
Di bagian akhir orasinya, Nilam menitip pesan kepada wisudawan.
“Kembalilah ke desa, karena masa depan Indonesia ada di desa. Sulteng masih mempunyai 686 desa dari 1.842 desa yang blank spot. Bentengilah desa dengan pendidikan agama. Kehancuran masyarakat Tiongkok di masa lalu oleh Inggris melalui penyebaran candu, napza yang menghancurkan generasinya,” kata Ketua DPW Partai NasDem Sulteng itu.
Tentunya, kata dia, semua tidak ingin hal tersebut terjadi di negara ini. Olehnya, kata dia, beramai-ramailah kembali ke desa menyemai pertanian digital dengan prinsip makan apa yang ditanam, tanam apa yang hendak dimakan.
“Kiprah dan sumbangsih pemikiran civitas akademika UIN Datokarama menjadi modal sosial tak ternilai bagi pemerintah daerah dan masyarakat Sulawesi Tengah,” papar Nilam.
Ia berharap kepada para lulusan agar menjadi civitas akademika yang tidak hanya berpikir kritis, tetapi mampu memberikan solusi berbasis bukti dan data bagi pembangunan Sulawesi Tengah berbasis budi pekerti, harmoni dalam keluarga dan masyarakat.
Wisuda di UIN Datokarama Palu diikuti sedikitnya 741 wisudawan yang terdiri dari sarjana dan pascasarjana dari semua jurusan yang ada di empat fakultas, yakni Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan sebanyak 290 orang, Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah 131 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 193 orang, pascasarjana 29 orang beserta tiga doktor.
Rektor UIN Datokarama, Prof Sagaf S Pettalongi, berharap, para lulusan bisa berkarya di atas landasan spirit dan etik Islam.
“Para sarjana UIN Datokarama Palu menjadi profesional Islami. Siap berkarya di berbagai bidang profesi, keilmuan dan keahlian, tanpa harus tercerabut akar identitas moralnya sebagai seorang muslim,” pesan Rektor. *