PALU – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Profesor Lukman S Thahir, menyampaikan, agar para dai mesti memiliki kecakapan dan kemampuan literasi informasi yang baik dan benar, agar mampu menangkal informasi-informasi tidak benar di masyarakat.
Pernyataan itu ia sampaikan usai memaparkan, bahwa di era teknologi informasi, kebohongan berpotensi menyamar menjadi kebenaran, khususnya dalam konteks politik.
“Dengan hadirnya kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, yang diikutkan dengan bangkitnya berbagai platform informasi dan media sosial, maka banyak kebohongan yang menyamar menjadi suatu kebenaran atau post truth, yang kemudian mempengaruhi opini publik, bahkan mempengaruhi sikap dan keyakinan orang,” kata ketua PWNU Sulteng ini, pada kegiatan pengukuhan pengurus Majelis Dai Kebangsaan (MDK) masa bakti 2023 – 2026, Jumat (24/11).
Lukman yang menyampaikan materi tentang peran tokoh agama dalam mencegah politik identitas guna mewujudkan pemilu damai dan bermartabat, mengingatkan pula kepada para dai yang tergabung dalam Majelis Dai Kebangsaan bahwa, Indonesia dengan segala kemajemukan yang ada, merupakan suatu realitas kehidupan, yang lahir dari sunnatullah yang harus dirawat, dihargai dan dijunjung tinggi oleh setiap individu.
Lukman mengemukakan, bahwa saat ini Pemilu sedang memasuki tahapan kampanye, yang akan dilaksanakan selama 75 hari, mulai 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024.
Tahapan kampanye, menjadi satu tahapan yang rawan pelanggaran pemilihan umum, termasuk di dalamnya beredar informasi-informasi hoaks, yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Olehnya itu peran dai sangat diharapkan.
“Agar peran serta para dai dalam merawat kemajemukan, merawat persatuan dan kesatuan bangsa benar-benar optimal di masyarakat,” ungkapnya.
Reporter: Irma
Editor: Nanang