Luhut Binsar Panjaitan Ngawur Minta Ampun

oleh -
Ketua Faksi PKB di DPRD Kota Palu, H. Nanang, SP, M.AP (FOTO : media.alkhairaat.id/Yamin)

PALU – Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Palu, H. Nanang, menyebut  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia (RI), Luhut Binsar Pandjaitan ngawur minta ampun.

Hal ini merupakan reaksi atas pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebut pasca bencana 2018 lalu, tidak boleh lagi ada pembangunan di Kota Palu, Provinsi Sulawesi (Sulteng).

“Saya menganggap Bapak Luhut ngawur kelewatan, pernyataan itu menzolimi masyarakat Kota Palu,” tegas H. Nanang, di Palu, Rabu (10/03)..

Kata Nanang, tidak sepantasnya pejabat negara mengeluarkan statemen seperti itu. Malah seharusnya negara hadir memberikan rasa optimisme kepada masyarakat untuk kembali bangkit dari keterpurukan.

“Masyarakat Kota Palu memang masih mengingat dengan baik bencana tanggal 28 September 2018 lalu, dan sekarang masyarakat mulai bangkit dari keterpurukan,” katanya.

BACA JUGA :  Kapolres Poso Resmi Buka Poso Sport Climbing Competition Kapolres Cup 2024

Nanang menyampaikan, pasca bencana, pemerintah daerah bersama pemerintah pusat telah melakukan singkronisasi melakukan pemetaan zona rawan bencana di Kota Palu, sehingga titik-titik patahan telah ditetapkan sebagai zona merah, dan pemerintah telah mengeluarkan keputusan melarang masyarakat membangun di zona tersebut.

“Sudah dilakukan pemetaan zona rawan bencana menggunakan teknologi canggih. Kalau Bapak Luhut mengatakan tidak ada pembangunan di zona rawan bencana itu rasional, tetapi jika mengatakan di seluruh Kota Palu itu sama saja mengkabiri hak-hak pembangunan pasca bencana,” tegasnya.

Bahkan kata Nanang, pasca bencana 2018 lalu, pembangunan di Kota Palu jauh lebih baik, masyarakat sangat memperhatikan pembangunan dengan konstruksi tahan gempa, dan mendirikan bangunan tidak di jalur patahan Sesar Palu Koro ataupun daerah likuifaksi.

BACA JUGA :  Indosat Gandeng Untad Bentengi Pesisir melalui Digitalisasi Konservasi Mangrove

“Masyarakat Kota Palu adalah masyarakat yang selalu taat pada imbauan-imbauan pemerintah, masyarakat  kuat yang memaknai bencana merupakan cobaan dari Allah SWT. Masyarakat ikhlas pada cobaan atas kehendak Allah SWT. Ini yang harus didukung oleh pemerintah, tidak malah justru mengeluarkan statemen yang mengkabiri semangat masyarakat,” tandasnya. (YAMIN)