POSO – Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil Sulawesi Tengah (LPMS Sulteng) bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulteng, terus menguatkan komitmen menjaga kelestarian hutan sekaligus mendorong ekonomi hijau melalui budidaya madu Trigona.
Sejak 2003, LPMS Sulteng bersama komunitas Madu Trigona PROPOSOKU di Kelurahan Tamanjeka, Kecamatan Poso Pesisir, telah membuktikan bahwa usaha madu tidak hanya mendatangkan keuntungan ekonomi, tetapi juga menjadi benteng kelestarian hutan.
Upaya tersebut semakin dipertegas lewat kegiatan sosialisasi tata kelola kawasan hutan yang digelar, Ahad (24/8).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas masyarakat dalam mengelola hutan sebagai modal penting mendukung budidaya madu Trigona.
“Pengetahuan dan kesadaran harus terus diperkuat. Kami ingin komunitas PROPOSOKU dan masyarakat Tamanjeka serius mengelola hutan, karena hutan inilah modal utama perkebunan mereka,” tegas Direktur LPMS Sulteng, Endriati Nur.
Aktivis Green Youth Movement, Stevandi, juga menekankan peran generasi muda dalam menjaga kesinambungan ekosistem.
“Anak muda jangan hanya jadi penonton, harus bisa ambil bagian agar ekosistem hutan tetap berkelanjutan,” ujarnya.
Kata dia, gerakan ini menegaskan bahwa ekonomi hijau berbasis madu Trigona bukan sekadar usaha ekonomi, tetapi juga strategi menjaga warisan ekologis Poso dari ancaman eksploitasi yang merusak.
Sosialisasi ini juga memantik diskusi serius terkait kepastian legalitas lahan bagi masyarakat pengelola hutan, khususnya di kawasan Gunung Biru, Tamanjeka. Sejumlah peserta berharap pemerintah memberikan akses lebih mudah terhadap program legalisasi kawasan.
“Ke depan, perlu ada dinas terkait yang turun langsung. Masyarakat butuh kepastian hukum agar bisa mengakses program tata kelola kawasan hutan,” kata salah seorang peserta.