PALU – Polda Sulawesi Tengah tengah melakukan penyelidikan dan pendalaman atas kasus kecelakaan bus Rappan Maranu, yang menewaskan guru-guru (asatiz) Pondok Modern Darrusalam Gontor, di Kebun Kopi, Desa Toboli, Kecamatan Parigi Mautong, Rabu malam (3/5).
Ikhwal menyebabkan kecelakaan lalulintas ini akan menjadi fokus pemeriksaan. Misalnya, menurut Direktur Lalu lintas (Dirlantas)Polda Sulteng Kombes Pol. Dodi Darjanto, terkait kemiringan jalan terjadinya kecelakaan 30 derajat, sementara jalan menurun dan menikung tersebut guadrail (pagar pembatas jalan) tidak full.
“Di bagian titik bus itu terjatuh, sama sekali tidak ada guadrail. Sehingga bus jatuh dengan gampang, pagar pembatas ini penting,” paparnya kepada sejumlah media, saat menyambangi Rumah Jurnalis di Palu, Kamis (4/5).
Selain itu, di tempat kecelakaan sebut dia, tidak ada sama sekali rambu-rambu peringatan rawan kecelakaan jalan menurun. Perlu rambu jalan menurun tajam, hati-hati kurangi kecepatan, ganti porsneling lebih rendah dan seterusnya.
“Jadi rambu-rambu seperti itu tidak ada,” katanya.
Olehnya dia berharap, pejabat lintas sektor terkait dengan adanya kecelakaan tersebut, rambu -rambu tersebut harus dipenuhi, sehingga kecelakaan tidak terjadi seperti saat iRepni.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG