PALU – Hampir 3000 tamu menghadiri kegiatan Halal bi Halal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), di Sriti Convention Hall, Sabtu (20/04).
Halal bi halal ini juga dirangkai dengan pelantikan dua organisasi otonom (ortom) DMI Sulteng, Persatuan Remaja Masjid (Prima) dan Ikatan Alumni (IKA) Pelatihan Da’i dan Imam Masjid (Peldaim) Sulteng.
Ada hal menarik yang berlangsung di akhir kegiatan halal bi halal. Usai penceramah kondang, Ustadz Das’ad Latif tampil, acara diisi dengan sesi pengundian door prize berupa hadiah umroh bagi para tamu halal bi halal.
Dari hasil pengundian, terdapat lima orang yang berhasil meraih hadiah umroh tersebut. Kelimanya adalah Rosmiani, Zulfa N. H, Abbas, Sherly Oktaviani, dan Hj. Sumartin
Menurut salah satu panitia Halal bi Halal DMI Sulteng, Yusrin, undian ini tidak berlaku bagi pengurus DMI maupun panitia.
“Ini murni bagi masyarakat yang hadir di acara halal bi halal,” jelasnya.
Sejauh ini, kata dia, belum ada penyampaian kapan pemberangkatan. Yang jelas, lanjut dia, pemberangkatan akan dilakukan bersamaan dengan beberapa masyarakat lainnya, termasuk imam masjid.
Di kesempatan itu, Ketua DMI Sulteng, Ahmad M. Ali, dalam sambutannya, berharap, kita selesai melaksanakan halal bi halal ini, silaturahmi yang telah terbangun, hendaknya dipertahankan, diteruskan dan diluaskan kepada masyarakat muslim yang tidak sempat hadir di tempat halal bi halal.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena dalam perjalanannya sebagai Ketua DMI Provinsi Sulteng, banyak hal yang belum dilaksanakan, banyak rencana yang belum terwujud.
“Tapi rencana-rencana yang telah kita susun belum terwujud karena ada banyak kendala. Karena, di setiap kegiatan yang dilakukan tidak hanya membutuhkan biaya, tapi membutuhkan kebijakan pemerintah, membutuhkan fasilitas yang tidak mungkin bisa disediakan oleh Dewan Masjid Indonesia,” katanya.
Ahmad Ali juga menyinggung kembali rencana pembangunan Masjid Mart yang akan segera direalisasikan dalam waktu tidak terlalu lama.
“Mudah-mudahan dalam Bulan Mei ini bisa terwujud,” katanya.
Masjid Mart adalah wujud tanggung jawab yang diemban oleh DMI. Rencana ini lahir dari kegelisahannya yang memperhatikan selama umat Islam yang mayoritas di Sulteng, tapi potensi ekonominya dikuasai oleh orang-orang yang hampir-hampir bukan umat Islam.
“Semua pasar, semua market yang ada hampir-hampir tidak ada yang pemiliknya beragama Islam,” ujarnya.
Di Program Masjid Mart ini, kata dia, setiap halaman masjid kita dibangun supermarket-supermarket yang selevel dengan Alfamidi, semua kebutuhan masyarakat dijamin tersedia dan harganya juga bisa lebih murah dibanding dengan yang ada di Alfamidi.
“Dan yang lebih penting lagi, dengan adanya Masjid Mart itu, kita mentradisikan kebiasaan berinfak dan sedekah. Karena di setiap hasil penjualan, sebagian akan disisihkan untuk pembangunan dan pemeliharaan masjid dan sebagian lagi akan diserahkan kepada DMI untuk digunakan dalam melaksanakan misi-misi dakwah,” pungkasnya.
Halal bi halal yang mengangkat tema “Mengokohkan Persatuan Meluaskan Khidmat pada Umat” ini juga dihadiri Ketua DPRD Sulteng Dr. Hj. Nilam Sari Lawira, Rektor Universitas Tadulako Prof. Dr. Amar, Rektor UIN Datokarama Palu Prof Lukman S. Thahir. (RIFAY)