PALU – Abdullah, Mujirin M Yamin, dan Irwan Said, tiga dosen di Universitas Tadulako (Untad), Palu, pada 1998 silam, pernah meneliti volume sedimen yang masuk ke Sungai Palu sebanyak 5,8 juta kubik per tahun.
Sedimentasi berupa lumpur halus terlihat jelas di sekitar muara Sungai Palu, sebagian sedimen mengendap di sepanjang sungai, sementara sebagian lagi mengalir ke Teluk Palu.
Menurut Abdullah, volume sedimen dipastikan terus meningkat seiring dengan laju pembukaan lahan dan erosi tebing di hulu Kabupaten Sigi. Banjir disertai aliran lumpur di sungai dekat pemukiman warga mengkonfirmasi laju sedimentasi tersebut. Kondisi ini berdampak pada ekosistem laut, menyebabkan ikan menyelam lebih jauh mencari tempat yang layak ditinggali dan mengurangi tangkapan ikan bagi nelayan di Teluk Palu.
Adilla Lutfia, seorang mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur angkatan 2021, bersama empat kawannya yaitu Rani Mi’rajnaeni Inhar (Teknik Geofisika 2021), Inayah Nur’Aviva Aslim (Teknik Sipil 2021), Sintia (Teknik Arsitektur 2021), dan Lulu’ Fitria (Teknik Geofisika 2023) menaruh perhatian pada masalah meningkatnya sedimentasi di perairan Teluk Palu. Mereka berencana merancang ruang perangkap sedimen di bawah permukaan laut.
Setelah melakukan observasi di pesisir Teluk Palu, lima srikandi teknik ini menemukan bahwa hasil tangkapan ikan oleh nelayan di Teluk Palu mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk mengendalikan volume sedimen yang terus meningkat di Teluk Palu, kelima mahasiswi tersebut membuat inovasi rancangan perangkap sedimen di bawah permukaan perairan. Bentuk inovasi ini berupa video tentang “Smart System Sediment Trap” berbasis IoT dan AI yang dapat langsung dimonitoring melalui perangkat telepon pintar.
Adilla dan kawan-kawannya mendapat pendanaan lewat kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Video Gagasan Konstruktif (VGK) 2024.
“Menyerupai bendungan bawah permukaan, perangkat yang kami rancang ini bersifat universal dan bisa dipasang di pesisir mana saja. Hanya ukurannya yang akan menyesuaikan,” jelas Adilla baru-baru ini.
Gagasan ini diharapkan dapat membantu keterbatasan nelayan dalam pengendalian sedimentasi di perairan dan turut menjaga pelestarian lingkungan perairan berkelanjutan.
Reporter : Mun
Editor : Yamin