Lemhanas: Kondisi Politik Menunjukkan Tren Negatif

oleh -
Tenaga Pengajar Bidang Hubungan Internasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Mayjen TNI Asrobudi saat menyampaikan sambutan di Gedung Media Center Untad, Senin (16/07). (FOTO: MAL/YAMIN)

PALU – Universitas Tadulako (Untad), Senin (16/07) menerima kunjungan Peserta Studi Strategis Dalam Nageri (SSDM) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Program Pendidikan Reguler (PPR) Angkatan LVII Tahun 2018, di Gedung Media Center Untad.

Lemhanas juga menggelar seminar yang mengangkat tema “Tahun Politik 2019 sebagai Titik Tolak menuju Demokrasi Substansi Berdasarkan Pancasila”.

Menurut Tenaga Pengajar Bidang Hubungan Internasional, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Mayjen TNI Asrobudi, aspek politik dipilih sebagai teman seminar, karena akhir-akhir ini kondisi politik dalam masyarakat yang majemuk ini cenderung menunjukan tren yang negatif. Apabila tidak ditangani secara serius akan mengkoyak rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Salah satu faktornya adalah kontestasi politik dalam Pilkada yang sempat menyentuh isu-isu SARA yang selama ini dijaga bersama, dijadikan instrumen politik oleh pihak-pihak yang hanya mementingkan kelompok tertentu.

BACA JUGA :  GP Ansor Sulteng Gelar Sekolah Kebangsaan di MAN 2 Palu

“Diharapkan melalui seminar ini para peserta dapat memberikan kontribusi positif dalam mencapai solusi terbaik, guna mengantisipasi perubahan dinamika politik dan masyarakat, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang berlandaskan Pancasila dan UUD tahun  1945,” katanya.

Gubernur Lemhanas, Agus Widjojo melalui sambutan yang dibacakan Mayjen Asrobudi, memaparkan, keberadaan Lemhanas pada dasarnya menjadi jawaban atas tuntutan perkembangan lingkungan strategi, baik nasional, regional maupun global. Langsung maupun tidak langsung, juga telah mempengaruhi stabilitas dan eksitensi NKRI.

Kata dia, sejak awal berdiri pada tahun 1965, hingga saat ini Lemhanas menjadi lembaga yang konsisten mengabdikan dirinya pada tujuan dan cita-cita bangsa.

Pada kesempatan itu, dia juga melaporkan bahwa peserta PPR angkatan LVII tersebut dibagi dalam empat rombongan yang didampingi pejabat dan tenaga pengajar. Mereka akan melaksanakan kegiatan SSDM selama empat hari, mulai tanggal 16 sampai 19 Juli 2018.

BACA JUGA :  Untad dan Telkom Indonesia Luncurkan Smartclass Room untuk Tingkatkan Kualitas Pembelajaran

Untuk mendapat hasil yang konfrehensif, para peserta PPRA LVII akan melakukan kunjungan ke beberapa instansi dan beberapa objek strategis daerah yang merupakakan potensi dan aset nasional bagi proses pembangunan.

“Kami sangat mengharapkan dukungan dan bantuan aparatur pemerintah di daerah maupun pihak terkait sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini,” harapnya.

Rektor Untad, Prof Muhammad Basir mengaku bangga karena Sulteng dijadikan salah satu universitas studi strategis dalam negeri.

“Insya Allah kehadiran bapak sekalian berkah bagi keluarga besar Untad. Semoga selama bapak mengikuti pendidikan reguler ini bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan kami yakin di tangan bapak semua ini nasib bangsa ini mau dibawah kemana, karena lulusan Lemhanas merupakan calon-calon pengendali bangsa yang akan datang,” katanya. (YAMIN)