Jangan pernah kecewa ataupun mengeluh, bisa jadi kelelahan itulah yang membuat Allah ridho dan mencintai kita.
Ada delapan kelelahan yang disukai Allah dan RasulNya, merasa capek dan lelah mengurus rumah tangga? Anak selalu berantakin seisi rumah, suami menuntut makanan selalu tersaji hangat, belum lagi rutinitas, menyapu, ngepel, mencuci baju yang seakan tak ada habisnya.
Untuk para suami, lelahkah bekerja setiap hari? Dimaki bos di kantor, disikut teman sejawat, tugas-tugas menumpuk, selesai satu pekerjaan, datang yang lainnya, silih berganti tanpa henti. Masalah masalah itu boleh jadi penghapus dosa dosa kita.
Kelelahan itu tak selamanya adalah sebuah penderitaan. Ada lelah yang berharga, lelah yang bernilai ibadah, dan lelah yang dipuji Allah dan Rasul-nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”. (QS. An-Najm: 39-41).
Di antara lelah-lelah yang dipuji dan berharga di mata Allah SWT, seperti yang termaktub di dalam Al-Qur’an di antaranya. Pertama, lelah dalam beribadah dan beramal sholeh.
Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menyatakan hal ini, di antaranya adalah seperti yang terdapat pada QS. Al-Ankabut ayat 69: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.
Orang yang berlelah diri di dalam melakukan amal kebajikan seperti melaksanakan shalat berjamaah lima waktu, qiyamullail, shaum wajib dan sunnah, berhaji ke mekah dan menjauhi perbuatan buruk, tentu akan berganjar surga dan akan menempati tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Ini adalah kelelahan yang sangat berharga menurut Alquran.
Kedua, lelah dalam belajar/menuntut ilmu. Dasarnya seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an Surah Al Imran ayat 79 : “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” akan tetapi (Dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.
Ketiga, lelah dalam berda’wah/mengajak kepada kebaikan. Sesuai dengan firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surah Fushilat ayat 33: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”.
Mengenai hal ini Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakan kebaikan itu, tanpa dikurangi sedikitpun kadarnya”.
Keempat, lelah dalam mencari nafkah halal. Hal ini seperti yang tertuang dalam QS Jumuah ayat 10: “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Suatu ketika Nabi SAW dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.” Rasulullah menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan”.
Kelima, lelah dari melahirkan dan mendidik anak hingga dewasa. Ada hadits menyebutkan “Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi. Keduanya bingung dan bertanya: “Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”
Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup. Rasulullah saw bersabda: “Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)