PALU – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Panca Marga (PM) Palu, Dewi Cahyawati Abdullah, membuka secara resmi kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) bagi mahasiswa STIA PM Palu, diselenggarakan oleh BEM STIA PM Palu, Acara berlangsung di Auditorium Kiesman Abdullah, Kampus STIA PM Palu, Jalan Dayodara, Kota Palu, Jumat (12/8) petang.

Dalam LDK , BEM STIA PM Palu menghadirkan narasumber Wakil Ketua III Kerjasama Kelembagaan STIA PM Palu,
Muh Husain Borahima dengan materi Metode Pemecahan masalah dan Pengambilan keputusan.

Dalam sambutannya, Dewi mengapresiasi inisiatif Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIA PM Palu menyelenggarakan kegiatan tersebut. Menurutnya, LDK menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali organisasi mahasiswa setelah vakum selama kurang lebih tujuh tahun.

Dewi menegaskan, keberadaan BEM sangat penting sebagai salah satu komponen penunjang akreditasi perguruan tinggi. Absennya BEM selama ini menyebabkan roda kelembagaan mahasiswa tidak berjalan seimbang.

Dewi menyampaikan rasa bangga karena BEM STIA PM Palu kembali hadir sejajar dengan lembaga mahasiswa di kampus-kampus besar, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Hasanuddin, dan universitas ternama lainnya. BEM diharapkan mampu menjadi representasi mahasiswa sekaligus penyambung aspirasi kepada pihak kampus.

Mahasiswa, kata Dewi, tidak perlu takut menyampaikan kritik selama dilakukan secara konstruktif. Kritik, masukan, dan usulan program dari mahasiswa harus menjadi bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kualitas kampus. Bentuk apresiasi tidak cukup berupa pujian, tetapi harus diwujudkan melalui partisipasi aktif dan keterlibatan dalam kegiatan akademik maupun nonakademik.

Selain itu, Dewi menekankan pentingnya sinergi antara mahasiswa dan dosen. Para dosen diminta tidak bersikap pasif, melainkan mendampingi mahasiswa dalam berbagai kegiatan. Dengan demikian, iklim akademik dapat tumbuh lebih hidup dan mendorong mahasiswa aktif secara individu maupun kolektif melalui organisasi kemahasiswaan.

Dewi mengingatkan, jika ada pengurus BEM tidak aktif, maka perlu segera dilakukan pergantian demi menjaga keberlangsungan organisasi. BEM diharapkan mampu menyusun program kerja nyata di bidang olahraga, seni budaya, dan pengembangan keterampilan dengan memanfaatkan fasilitas kampus, seperti lapangan voli, meja tenis, hingga pujasera, sebagai ruang interaksi mahasiswa.

Terakhir, Dewi menekankan pentingnya peningkatan kualitas akademik. Kampus menargetkan agar seluruh mahasiswa meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,00 sehingga berkesempatan memperoleh beasiswa pemerintah. Selain itu, digitalisasi sistem akademik, mulai dari penilaian, absensi, hingga pencatatan kegiatan mahasiswa, menjadi prioritas agar pengembangan BEM terintegrasi dengan strategi peningkatan mutu pendidikan berbasis teknologi dan prestasi.

Dalam materi di sampaikan oleh Husain Borahima, lebih dulu menjelaskan definisi pemimpin dan kepemimpinan, lalu di lanjut dengan tata cara memimpin satu persidangan , Metode Pemecahan masalah dan Pengambilan keputusan.

Lalu dilanjut dengan tanya jawab , dan mahasiswa/mahasiswi hadir sangat aktif mengajukan pertanyaan hingga waktu sekitar satu jam tidak terasa.