PALU – Corona Virus Desease (Covid)-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Hubei, Tiongkok pada Desember 2019, kini telah menyerang penduduk dunia.

Bukan hanya menyebabkan korban jiwa, Covid-19 juga memukul sektor ekonomi dan sosial. Para pelaku usaha terpukul dengan kebijakan “di rumah saja” yang dianjurkan pemerintah untuk memutus mata rantai penularan.

Akibatnya, tidak sedikit pekerja atau karyawan yang dirumahkan sementara, bahkan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat penurunan pendapatan usaha.

Hal yang sama juga dialami para wiraswasta, pekerja sosial, buruh, seniman, pekerja di sektor pariwisata, dan keamanan.

Prihatin dengan kondisi itu, sekelompok anak muda yang tergabung dalam Solidaritas Palu Covid-19 bersama Forum Nasional (Fornas) Bhinneka Tunggal Ika Sulawesi Tengah melakukan penggalangan bantuan dan dana.

Dana-dana yang terkumpul, selanjutnya dibelanjakan bahan pangan (beras), kemudian dibagikan kepada masyarakat yang dinilai paling terdampak.

Penyerahan bantuan kepada penjaga Masjid Almarhamah, Jalan KH Wahid Hasyim, Kelurahan Ujuna, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Rabu, 22 April 2020. (FOTO: IST)

Menurut Indar Ismail selaku inisiator, dengan kondisi saat ini, perlu ada upaya bersama yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam rangka mendukung pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus mematikan ini, sekecil apapun. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kepedulian sosial.

“Mengapa harus ada partisipasi publik? Sebab, keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah dan pemerintah daerah tentu harus ditutupi dengan dukungan dari mereka yang memiliki kelebihan,” kata Indar, Rabu (22/04).

Menurutnya, jika kebutuhan pangan masing-masing keluarga dapat terpenuhi, maka ia meyakini imbauan di rumah saja akan maksimal dipatuhi oleh publik selama masa pandemi ini.

“Solidaritas yang terbentuk secara spontan ini kami inisiasi dan berasal dari beragam latar profesi dan pendidikan,” tambahnya.

Ia berharap, gerakan mengulurkan tangan, minimal terhadap keluarga dan tetangga, menjadi perhatian selama masa pandemi Covid-19, agar jangan ada yang meninggal dunia karena berdiam di rumah dan lapar.

“Kami mengajak untuk melawan virus corona ini dengan Virus Berbagi. Sebab dalam kondisi saat ini, justru kepedulian kita lah yang sedang diuji. Mengurung diri di rumah sambil mencuri perhatian di media sosial bukan solusi tepat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini,” tutup Indar.

Sementara itu, Abidzar Ghifary selaku Koordinator Solidaritas Palu Covid-19, mengatakan, bantuan tersebut didistribusikan selama dua hari tepat pada peringatan Hari Kartini, Selasa, 21 April 2020 dan Hari Bumi, Rabu, 22 April 2020 di sejumlah tempat di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Adapun sasaran bantuan, lanjut dia, adalah para pekerja padat karya, tukang adzan/penjaga masjid kecil, wiraswasta, pekerja bangunan, pekerja media, panti asuhan, petani sayur, gelandangan dan pengemis, pemulung, tukang parkir serta penjual buah keliling.

Ia menambakan, guna menghindari kerumunan, sebagaimana imbauan pemerintah dalam protokol Covid-19, maka bantuan disalurkan langsung ke sasaran.

“Bantuan dialihkan ke bahan pangan, karena kami menganggap sektor ini merupakan kebutuhan pokok, apalagi menjelang Ramadan 1442 Hijriyah yang akan dimulai pada Jumat, 24 April 2020,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, ia mewakili penerima bantuan, menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak/ibu dermawan, sembari mendoakan agar kebaikan mereka mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Para dermawan tersebut, kata dia, berasal dari latar belakang, antara lain pejabat daerah, dosen, guru, pekerja media, pegawai BUMN, dan pelaku usaha. (RIFAY)