PALU – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palu, bekerjasama dengan BNN setempat menggelar Dialog Interaktif Remaja Teman Sebaya Anti Narkoba , di Gedung Madinah Kompleks Asrama Haji Transtit Palu, Selasa (1/11).
Kegiatan yang mengangkat tema “Remaja yang cerdas pandai menentukan sikap terhadap Bahaya penyalahgunaan Narkoba” di buka oleh Kaban Kesbang pol Kota Palu, dengan menghadirkan Nara sumber, dr. Dasman, dan Mashudin Radjanaulu.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Palu, H. Ansyar Sutiadi, dalam Sambutannya menuturkan, penyalahguaan narkotika saat ini menjadi hal yang luar biasa, menjadi musuh bersama sehingga membuat kesepakan bersama untuk memeranginya.
“Berdasarkan Fakta yang ada saat ini secara nasional, Sulteng masuk peringkat keempat angka Prevalensi Narkotika di Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, untuk wilayah kabupaten/kota, se Sulteng. Kota Palu menduduki peringkat pertama angka prevalensi Narkotika.
“Hari ini untuk Kota Palu ada keluarahan yang masuk dalam zona merah atau bahaya prevalensi Narkoba, yakni kayumalue Ngapa dan Kayumalue Pajeko, Tatura Utara, dan Tawanjuka,” bebernya.
Dia menambahkan, bahwa Pemerintah kota yang dipimpin oleh, Hadianto Rasyid dan Reny A Lamadjido tengah berupaya semaksimal mungkin memantapkan sumber dayanya ikut berpartisipasi melawan narkoba.
“Dalam hal ini kita bersama BNN Kota Palu bergandengan tangan untuk melawan peredaran Narkoba di Kota Palu,” katanya.
Kata Ansyar, Pemkot Palu sangat mendukung program pemberantasan Narkoba oleh BNN dengan melaksanakan kegiatan yang belum dilaksanakan BNN. Salah satunya, dengan Dialog Interaktif Remaja Teman Sebaya.
“Ini adalah kegiatan yang dirancang dan difasilitasi oleh BNN, yang melibatkan siswa SMU melalui ketua Osis, yang nantinya diharapkan dapat menggeralan seluruh komponen yang ada di sekolah untuk melawan narkoba,” terangnya.
Moderator Kegiatan asal BNN Kota Palu, Pelman menerangkan bahwa tujuan atau Output yang diharapkan dari kegiatan itu, kepada para utusan OSIS dari SMU yang ikut, setelah kembali kesekolah masing-masing akan membentuk Satgas. Kemudian Satgas yang dibentuk itu akan menjadi tutor yang bisa melakukan edukasi dan sosialisasi tentang bahaya Narkoba .
Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 2 hari, dengan agenda melibatkan 40 pelajar SMU, dan masing-masing 20 siswa dihari pertama dan 20 siswa lainnya dihari kedua.
“Mereka akan membantu melakukan propaganda melawan Narkoba di lingkungan sekolah. Selain itu mereka juga akan membantu jika ada temannya yang sudah terpapar untuk di rehabilitasi di BNN,” tandasnya.
Reporter : Hamid
Editor : Yamin