Lahan BTT di Poso untuk Investasi Pengembangan Industri Sapi Perah Terintegrasi

oleh -
Saat kunjungan Dirjen PKH Kementan ke HPL BBT di Lembah Napu (Foto:Istimewa)

POSO – Hak Pengelolaan Lahan (HPL) Badan Bank Tanah (BBT) di Lembah Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), diproyeksikan menjadi salah satu lokasi untuk investasi pengembangan industri sapi perah terintegrasi.

Hal itu diungkapkan Team Leader Project Badan Bank Tanah Poso, Mahendra Wahyu, Selasa (27/8).

Kata Wahyu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui investor berencana membuat peternakan sapi modern untuk sapi perah dan sapi potong, guna mendukung program makan siang bergizi dan minum susu gratis yang dicanangkan oleh Presiden dan Wakil terpilih periode 2024-2029.

“Kami menyambut baik rencana tersebut, apalagi itu akan menopang program dari Prabowo-Gibran. Kami 100 persen siap mendukung itu sesuai tugas dan fungsi, yakni menjamin ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi berkeadilan untuk kepentingan umum, sosial, kepentingan pembangunan nasional, pemerataan ekonomi, konsolidasi lahan dan reforma agrarian,” ujar Mahendra.

Menurutnya, HPL Badan Bank Tanah yang berada di Lembah Napu memenuhi beberapa kriteria yang di butuhkan.

“Yakni, lahan dalam kondisi clean & clear, infrastruktur jalur logistik yang cukup memadai, dan letak geografis cukup dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN),” tuturnya.

BACA JUGA :  Masyarakat Toili Protes Sertifikat Ilegal PT KLS, Kuasa Hukum Bantah Tuduhan Penguasaan Lahan Ilegal

Lanjut dia, seperti yang telah disampaikan Dirjen PKH Kementan Agung Suganda, saat kunjungan kerja ke HPL Badan Bank Tanah Poso, Rabu (21/8) pekan lalu, bahwa HPL Badan Bank Tanah di Lembah Napu dapat menjadi potensi cukup baik untuk pengembangan peternakan modern yang akan ditawarkan kepada investor melalui Kementerian Pertanian.

Diungkapkannya, investasi pengembangan industri sapi perah ini rencananya akan dilakukan oleh perusahaan asal Vietnam dengan perusahaan asal Indonesia.

“Sehingga Indonesia tidak perlu repot-repot impor susu dari luar negeri yang kondisi kualitasnya belum tentu bagus dalam bentuk bubuk. Kalau investasi ini berjalan 250 ribu ekor sapi bisa menghasilkan 1,8 juta liter per tahun untuk memenuhi kebutuhan reguler maupun kebutuhan program makan bergizi dan minum susu yang dicanangkan oleh Bapak Prabowo dan Gibran rakabuming sebagai presiden dan wakil presiden terpilih,” paparnya.

Agung menyampaikan, lokasi HPL Badan Bank Tanah di Lembah Napu dekat dengan IKN, sehingga nantinya bisa menyuplai ke wilayah tersebut dan juga wilayah Sulawesi lainnya.

BACA JUGA :  Walhi Sulteng: Minta Pertanggungjawaban Pemerintah

“Mudah-mudahan masyarakat sekitar juga mendapat manfaat dari rencana investasi,” ucap dia.

Pada kunjungan tersebut, Agung dan jajaran Kementan juga meninjau lokasi
reforma agraria di atas HPL Badan Bank Tanah seluas 1.550 Ha di Kabupaten Poso.

Rencananya, lahan yang bakal diberikan kepada masyarakat yang berhak tersebut akan digunakan sebagai padang tanaman hijau untuk pakan ternak.

Sebagai informasi, kunjungan tim Dirjen PKH Kementan merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan Menteri Pertanian ke Vietnam beberapa waktu lalu dan bertemu dengan Chairwoman TH Group Madam Thai Huong dan Dubes RI untuk Vietnam.

BACA JUGA :  Bila Perusahaan Tak Bayar Jamrek, Maka Hentikan Sementara atau Cabut Izin

Kementerian Pertanian melalui investor berencana akan membuat peternakan
sapi modern untuk sapi perah dan sapi potong, membutuhkan lahan total seluas 1,5 juta Ha yang pemenuhannya dilakukan secara bertahap.

Sedangkan untuk kebutuhan pakan, setiap titiknya diperlukan lahan seluas 20 Ha guna memenuhi pakan ±300 ekor sapi. Jumlah target sapi yang akan diternakkan untuk program makan siang bergizi dan minum susu gratis ini yaitu sebanyak 1,5 juta ekor sapi perah dan 1,5 juta ekor sapi potong.

Sistem peternakan sapi yang rencana akan dikembangkan yaitu dengan sistem Inseminasi Buatan (IB). Pengembangan kawasan peternakan akan menggunakan teknologi seperti yang telah diterapkan di Vietnam. Yaitu, menggunakan teknologi informasi (TI) untuk mengontrol semua proses.

Reporter : Ishaq Hakim
Editor : Yamin