Kurikulum Mulok Tenun Donggala Dilaunching

oleh -
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng bersama Kepala SMKN 1 Banawa saat launching Mulok Tenun Donggala. (FOTO: media.alkhairaat.id/Jamrin AB)

DONGGALA – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Yudiawati V. Windarusliana secara resmi melaunching kurikulum muatan lokal (mulok) Tenun Donggala di SMKN 1 Banawa, Kabupaten Donggala, Ahad (30/04).

Launching mulok tersebut ditandai dengan pemukulan gong dan tambur oleh Yudiawati, dilanjutkan pengalungan selempang tenun asli Donggala dari Kepsek SMKN 1 Banawa kepada Kepala Dinas Pendidikan Sulteng sebagai simbol dukungan dan restu untuk memulai diberlakukannya mulok tenun.

Pada acara launching tersebut, Kadis Pendidikan Provinsi Sulteng didampingi Sekkab Donggala Rustam Efendi, Kepsek SMKN 1 Banawa Slamet Indradi bersama tim penyusun kurikulum, disaksikan ratusan siswa Kelas XII SMKN 1 Banawa sebagai rangkaian acara perpisahan siswa tahun ajaran 2022/2023.

Yudiawati dalam sambutanya mengatakan, keberadaan kurikulum ini sangat dia setujui karena memang sangat tepat dengan kondisi dan asal tenun Donggala, dengan harapan para siswa yang tamat memiliki keterampilan dan sudah siap bekerja segala bidang sesuai yang diajarkan.

“Ini merupakan satu kebanggaan dengan harapan ke depan generasi muda kita lebih mengenal kearifan budaya daerahnya. Apalagi asal tenun Donggala itu memang dari Kabupaten Donggala yang sangat dikenal sejak dahulu,” ujar Yudiawati.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Banawa, Slamet Indradi, mengatakan, mulok Tenun Donggala akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran baru 2023, khusus kelas X selama dua semester.

Adapun materi kurikulum tersebut sudah tersusun dan mendapat pengesahan dari Kadis Pendidikan Sulteng, beberapa waktu lalu.

“Tujuan utama penerapan kurikulum ini adalah bagaimana melestarikan dan memperkenalkan potensi budaya daerah pada peserta didik. Harapan ke depan Tenun Donggala tidak punah di negerinya sendiri, sehingga perlu diperkenalkan melalui dunia pendidikan, salah satunya masuk dalam kurikulum mulok,” kata Slamet.

Dalam penyusunan kurikulum lokal ini, pihak sekolah melibatkan kalangan akademisi yang ahli tentang penyusunan mulok. Selain itu terdapat sejarawan dan pemerhati budaya yang memahami berbagai masalah tenun Donggala.

Pilihan mulok tentang tenun ini karena secara lokalistik sangat relevan dengan kondisi sosial budaya dan geografis, Kabupaten Donggala memiliki potensi kerajinan tenun.

Potensi itu sangat dekat dengan budaya peserta didik sehingga sangat tepat bila diajarkan di sekolah sesuai program Merdeka Belajar.

Reporter: Jamrin AB
Editor : Rifay