SIGI – Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) asal Desa Alitupu, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, mengikuti kelas belajar bersama dalam upaya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang pascapanen kopi dengan petani kopi di Desa Dombu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, selama tiga hari.
“Di wilayah kami banyak tumbuh kopi utamanya kopi robusta dan saat ini sebagian mulai ada juga kembali menanam jenis kopi arabica. Namun banyak petani hanya memanen dan belum mengolah kopi dengan baik,” kata Crispinus Parri, Ahad (06/06).
Ia mengungkapkan keinginan kelompok petani yang dipimpinnya bisa memiliki kemampuan dan keterampilan mengolah dan menghasilkan kopi yang memiliki kualitas baik dan bisa bersaing di pasaran.
Kata dia, hal ini perlu dilakukan bukan sekadar mengejar hasil panen kopi saja, tetapi juga olahan kopi dalam bentuk setengah jadi maupun kopi yang siap saji, agar bisa meningkatkan pendapatan kelompok tani.
“Terus terang banyak dari kami petani kopi hanya memanen dan langsung jual dengan harga berkisar Rp18 ribu hingga Rp20 ribu saja. Sementara saya mendengar jika kopi diperhatikan mulai dari pemilihan bibit, menanam, memelihara dan memetik sampai menjadi kopi dengan pengolahan yang baik, bisa meningkatkan harga jual,” sebut Crispinus.
Menurutnya, melalui proses pendampingan yang dilakukan Konsorsium ROA-Bivak, didukung oleh Balai Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Sulawesi dan Forest Programme III, mereka difasilitasi belajar dengan himpunan petani kopi Kamanuru dari Desa Dombu.
“Kami benar-benar beruntung mendapatkan kesempatan yang sangat berharga bisa belajar bersama dan mempraktekkan langsung mulai proses penyediaan lahan, penyemaian bibit, penanaman hingga pascapanen,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Petani Kopi Kamanuru Desa Dombu, Awaludin, mengaku bahagia dengan kedatangan kelompok tani dari Desa Alitupu untuk berbagi pengetahuan mengolah kopi.
“Kami dari kelompok begitu bersemangat juga membantu petani-petani yang datang berbagi dan belajar tentang kopi. Ini tentu akan memperkuat petani terkait cita-cita dan harapan para petani untuk memiliki kebanggaan terhadap kopi yang mereka hasilkan dan bersaing di pasaran,” pungkasnya. ***