PALU – Ketua Utama Alkhairaat, Habib Alwi bin Saggaf Aljufri melantik dan mengukuhkan pengurus dua organisasi Badan Otonom (Banom) Alkhairaat, Pengurus Pusat Alkhairaat Wanita Islam Alkhairaat (WIA) dan Pengurus Nasional (DPN) Banaat Alkhairaat. Pelantikan ini digelar di Gedung Aula Almuhsinin Komplek Alkhairaat, Sabtu (04/11).

Ketua Utama Habib Alwi dalam amanatnya menekankan untuk memahami peran sebagai wanita, dan tidak terpengaruh dengan slogan keseteraan gender.

“Kita tidak boleh lagi terpengaruh dengan slogan kesamaan gender. Dan bila kita termakan dengan hal ini maka kemuliaan seorang wanita yang diberikan oleh Allah SWT akan menjadi sebuah kehinaan bagi wanita, sebab Allah SWT telah memberikan porsi masing-masing apa yang menjadi tugas wanita maupun laki-laki,” ujar Habib Alwi.

Sebab tekan Habib Alwi, kesetaraan gender ini, merupakan slogan barat yang tujuannya untuk merusak wanita-wanita Islam. Dirinya yakin, WIA dan Banaat Alkhairaat, serta perhimpunan Islam Alkhairaat lainnya Alhamdulilah tetap menjaga marwah kemuliaan yang telah diberikan Allah SWT.

Habib menguraikan, sejak dulu wanita telah banyak menorehkan lembaran sejarah, dan wanita tidak hanya ditempatkan dalam ruang lingkup kecil seperti keluarga, akan tetapi wanita juga memiliki peran di luar.

Namun terlepas itu semua, wanita harus memenuhi semua unsur tanggungjawabnya di keluarga. Bila melihat dalam sejarah Islam kata Habib Alwi bahwa, peran wanita dalam agama Islam cukup luas, setelah mereka menyelesaikan tugasnya dan tanggungjawabnya sebagai ibu rumah tangga.

“Dalam sejarah kita bisa melihat para sahabiyah nabi Muhammad SAW, para wanita ada yang menjadi perawat dengan merawat tentara yang terluka, dan bahkan ada satu tokoh wanita di zaman Rasulullah yang ikut berperang bersama di kala itu yakni Ummu Imarah,” kata Habib Alwi.

Semua itu artinya lanjut Habib Alwi, Islam memberikan tempat yang cukup luas bagi wanita untuk mengabdikan dirinya sebagai pelayan bagi ummat, asal dia tidak meninggalkan jati dirinya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum PB Alkhairaat Mohsen Alaydrus juga meyakinkan pada seluruh pengurus WIA dan BANAAT, untuk selalu menanamkan keyakinan serta niat dalam dirinya, dengan mendedikasi kemampuan bagi lembaga yang dinaunginya.

Selain itu kata Mohsen, juga harus menanamkan kesabaran dan dalam setiap apapun, di lembaga mana saja. Sudah pasti menemukan hal-hal yang kadang berseberangan, namun tetap dalam tataran demokrasi yang sejuk dan tidak menimbulkan konflik yang saling bermusuhan.

Dirinya mencontohkan seperti filosofi padi, di mana dalam pertanian padi tersebut sudah pasti akan tumbuh rumput di sekitarnya, dan hal itu tidak bisa dipungkiri. Tentunya dalam seperti lembaga Alkhaiaat yang saat ini terus berkembang dan riak-riak itu pasti akan ada saja terjadi.

“Jadi bila ingin padinya tumbuh dan berbuah lebat, perlu dilakukan pembersihan rumput di sekitarnya secara belahan-lahan, agar padi menguning seperti harapan,” kata Mohsen.

Mohsen sangat berharap, dalam kelembagaan Banom setelah pelantikan akan ada oreantasi kepengurusan, yang berkaitan dengan organisasi serta bagaimana mendesain program, metedologi organisasi agar berjalan sukses serta mewujudkan networking yang baik.

“Saya yakin kepengurusan dua lembaga ini memiliki pengalaman dan dedikasi yang tinggi dalam membesarkan organisasi, dan ini terlihat dari wajah-wajah yang mau bekerja untuk membesarkan Alkhairaat. Apalagi dengan seragam biru WIA serta hijau Banaat,” kata Mohsen.

Selain dihadiri Habib Alwi bin Saggaf bin Muhammad Aljufri dan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Alkahairaat Habib H.Mohsen Alaydrus, Sekretaris jendral (Sekjen) PB Alkhairaat H.Jamaludin Mariadjang, Panglima Garda Alkhairaat (GAL), Hamdan Rampadio dan sejumlah Pengurus Besar Alkhairaat.

Dalam acara tersebut, juga hadir ketua terpilih WIA hasil musyawarah yang dilaksanakan pada Muktamar Besar Alkahairaat ke XI lalu yakni, Hj, Syarifah Syaikhun bin Abdillah Aljufri, dan Pengurus Nasional Banaat Alkhairaat Hj.Syarifah Mufidah bin Saggaf bin Muhammad Aljufri. Di acara tersebut juga hadir ratusan pengurus WIA dan Banaat Alkhairaat dari Kota Palu dan Kabupaten Sigi.

Reporter: Hady
Editor: Nanang