SIGI – Kuburan warga di Desa Tulo, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, hanyut terbawa derasnya aliran sungai di desa itu. Tak hanya itu, sejumlah rumah dan perkebunan warga juga terancam amblas disebabkan terjadinya pengikisan bibir sungai.
Pantauan media ini, Selasa (18/07), jarak rumah dan sungai tak kurang dari empat meter, sehingga dikhawatirkan akan menjadi sasaran terjangan air.
Kepala Desa Tulo, Boy H Laenu, mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali dikunjungi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi dan sudah ada tindakan yang dilakukan dalam rangka mencegah banjir agar tidak meluas hingga ke permukiman.
“Tanggal 3 banjir, tanggal empat sudah mulai pengikisan. Sampai hari ini (kemarin, red), pengikisannya sudah mencapai kurang lebih 100 meter,” ungkap Boy.
Sementara Anggota BPD Tulo, Sofyan H Laenu mengatakan, ada hikmah yang diambil dari bencana itu, diantaranya agar Pemkab segera menerbitkan Perda tentang Aliran Sungai.
Dia berharap, dengan terbitnya Perda tersebut, maka bencana yang sama tidak akan terjadi di desa lain.
“Meskipun sudah ada aturan pemerintah, tapi barangakli perlu dipertajam dengan Perda,” sarannya.
Sofyan juga mengkritik sikap Bandan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat yang dinilai kurang maksimal melihat kondisi di wilayahnya. Sebenarnya, kata dia, BPBD bisa lebih tanggap terhadap bencana. Paling tidak, ada upaya minimal untuk menahan derasnya aliran sungai.
“Badan bencana ini kita pertanyakan keberadaannya, nanti dua hari lalu baru hadir,” imbuhnya. (NANANG IP)