PALU – Warga korban gempa bumi dan likuifaksi yang menghuni hunian sementara (huntara) di Kelurahan Petobo, mengeluhkan kualitas beras bantuan yang dibagikan pemerintah.

Pasalnya, beras bantuan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palu itu berwarna kuning dan berkutu. Beras kurang lebih 40 kilogram yang terisi dalam karung itu, rata-rata dalam kondisi yang tidak baik.

“Bisa dimasak tapi baunya seperti menyengat, terpaksa dimakan,” kata salah satu penghuni huntara, Ibu Armila, Selasa (05/03), saat menerima kunjungan Tim Ombudsman RI Perwakilan Sulteng.

Pihaknya, kata dia, juga menerima bantuan logistik lainnya, seperti telur dan minyak goreng.

Menurutnya, logistik tersebut dibagikan oleh pemerintah yang diambil oleh warga melalui Posko 4.

Hal senada juga dikatakan pengungsi lainnya, Ibu Lilis. Dia pun memperlihatkan kondisi beras pembagian tersebut yang masih terisi dalam karung. Dari hasil pantauan, kondisi beras tersebut memang terbilang tidak layak konsumsi. Selain kuning dan kotor, juga terdapat kutu-kutu beras.

“Sama semua berasnya dengan warga yang lain,” ujarnya.

Koordinator Posko 4, Wirasmita, mengatakan, bantuan tersebut berasal dari Dinsos Kota Palu.

Kata dia, selama bulan Februari ini khusus di Posko 4, total beras yang dibagikan sebanyak 60 kilogram per KK yang dibagi sebanyak dua kali.

“Telur dibagi pertama sebanyak 5 rak ditambah lagi 1 rak per KK,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, ada pembagian minyak goreng sebanyak 11 botol per KK dan 5 kilogram ikan asin per KK.

“Waktu diterima, sebagian besar kuning. Dari 166 karung, hanya sekitar 60-an karung saja yang bersih. Kami belum sampaikan ke Dinsos,” katanya.

Kondisi yang hampir sama juga ditemukan pada bantuan beras yang dibagikan kepada warga yang ada shelter pengungsian Balaroa.

Meski tidak menyampaikan secara terbuka tentang kondisi beras yang diterima, namun seorang ibu yang ditemui Tim Ombudsman, mengatakan bahwa ada sebagian beras bantuan tersebut yang rusak.

“Mungkin karena kena air sehingga kelihatan menggumpal-menggumpal,” katanya.

Terkait itu, Asisten Ombudsman RI Perwakilan Sulteng, Nasrun, mengatakan, pihaknya sengaja menemui para pengungsi tersebut, karena adanya laporan mengenai kondisi beras bantuan yang tidak layak.

“Makanya kami turun untuk melihat langsung, sekaligus meminta keterangan dari warga. Ternyata memang benar kondisi berasnya seperti itu (tidak layak konsumsi),” kata Nasrun.

Menindaklanjuti temuan itu, Jumat pekan ini pihaknya akan mengundang Dinsos Kota Palu, untuk dimintai penjelasan.

“Ini perlu dimintai penjelesan dari Dinsos, karena bantuan yang disalurkan itu berasal dari anggaran pemerintah sehingga harus betul-betul bermanfaat bagi warga. Kalau dibiarkan, kasihan warga. Sudah susah, dikasih makan yang tidak layak lagi,” imbuhnya. (RIFAY)