PARIMO – Kelompok Tani dan Nelayan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menolak adanya impor beras yang masuk di wilayah itu.
Penolakan itu, disebabkan parimo setiap tahun terus mengalami surplus beras, sehingga tidak perlu ada beras impor.
Ketua KTNA Parimo, Suardi mengungkapkan, adanya wacana pemerintah pusat melakukan satu juta ton beras dari luar negeri, mengakibatkan kehawatiran petani yang ada di Parimo.
“Saya sampaikan, boleh pemerintah melakukan impor beras, kalau alasannya mengatasi kekurangan,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (01/04).
Ia menegaskan, untuk Sulawesi Tengah khususnya Parimo, tidak membutuhkan beras impor karen produksi beras setia panennya melimpah.
Adanya sikap itu, kondisi beras yang ada sudah mengalami kestabilan berdasarkan harga eceran tertinggi Rp8.500.
“Adanya itu, petani saat ini sudah termotivasi dan tidak ada lagi gabah tertimbun disebabkan harga beras anjlok beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Ketika ditanyakan penolakan beras impor itu, akan berlaku pula dengan beras yang berasal dari Provinsi lain, seperti Sulawesi Selatan (Sulsel). Dirinya mengaku tidak ada penolakan.
Sebab, kata dia, untuk harga beras diwilayah itu hampir sama dengan di Kabupaten ini, sehingga tidak menjadi persoalan berada diwilayah ini.
“Itukan masih satu pulau yang ditolak ini, berada dari luar negeri,” tutupnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin