KSPS: Potensi Desa Pombewe Cukup Besar, Masalahnya di Kades

oleh -
Anggota Komunitas Swabina Pedesaan Sangurara (KSPS) Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Moh Zabir

SIGI – Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, memiliki potensi yang cukup besar dengan sumber daya alamnya. Bila dikelola dengan baik maka akan menjadi sumber pendapatan desa yang dapat mensejahterakan masyarakatnya.

“Desa Pombewe memiliki Wisata Air Paneki. Airnya mengalir ke sejumlah desa yang ada di sekitarnya, dan masih banyak potensi lainnya. Namun sampai saat ini PAD Pombewe nihil di kas desa,” keluh salah satu unsur Ketua Komunitas Swabina Pedesaan Sangurara (KSPS) Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Moh Zabir, Ahad (13/02).

Desa Pombewe tekan Zabir, yang terjadi bukan pemberdayaan namun terjadi permasalahan terhadap kepemimpinan oleh Kadesnya, Asfar. Menurut Zabir justru yang terjadi adalah perampokan aset desa untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

BACA JUGA :  Penetapan Paslon Kepala Daerah Morut Bermasalah ?

“Desa akan sejahtera karena pimpinannya (Kades) paham dengan kondisi desanya, dan mau mengembangkan desanya. Akan tetapi hal tersebut lain yang terjadi di Desa Pombewe,” terangnya.

Maka dari itu komunitasnya mendukung penuh gerakan rakyat menuntut keadilan di Desa Pombewe dengan tuntutan, tangkap dan penjarakan Kades Pombewe Asfar dan Sekdes Nurdin, selanjutnya ringkus mafia tanah yang ada di Desa Pombewe, serta meminta tim investigasi yang dibentuk Pemda Sigi untuk tetap indipenden dan menyampaikan hasil kerja investigasi tersebut.

BACA JUGA :  Dikbud Poso Kaji Penerapan Lima Hari Sekolah

“Pemerintah bagian dari rakyat yang tentunya tidak menutup mata atas persoalan yang terjadi saat ini. Bila warga tidak lagi mempercayai pimpinanannya, maka untuk apa dipertahankan,” tegas Zabir.

Sebelumnya perwakilan masyarakat Desa Pombewe yang menamakan dirinya Forum Keadilan Rakyat Pombewe (FKRP), melakukan aksi ke kantor Bupati Sigi yang menginginkan Kades Pombewe bersama Sekdesnya untuk di berhentikan, karena diduga tidak transparan dalam penggunaan desa serta sejumlah persoalan lainnya.

Reporter: Hady
Editor: Nanang