PALU- Ketua Forum Kebudayaan Sulteng, Smiet menyesalkan pernyataan Anggota DPRD Kota Palu, Iqbal Andi Magga yang meminta Wali Kota Palu untuk mencabut instruksinya kepada sekolah-sekolah untuk membiayai pendidikan seni dari DKP.
Pernyataan itu disampaikan Iqbal melalui grup WhatsApp (WA).
Berikut kutipan pernyataan tersebut:
“Dari rapat RDP dengan Dikjar bud Kota Palu mengenai KUA dan PPAS, sy meminta walikota mencabut instruksinya kepada sekolah sekolah untuk
membiayai guru pendidikan seni dari DKP. Karena terbukti dilapangan tidak pengajar seni yang dikirim oleh DKP Palu ke 26 SMP se kOta Palu tapi justru sekolah membayar rutin tiap bulan dari dana BOS. Ini merugikan sekolah juga karena dana BOE yang bisa digunakan sekolah untuk kegiatan pendidikan justru diarahkan ke halnyg tdk jelas itu.
Besarnya ke DKP Palu itu 12 jt pertahun atau 500 ribu perorang guru seni darinDKP dan 2 orang diutus walikota per sekolah, totalnya jadi 1 jt perbulan x 12 bln kali 26 sekolah.. ini dana APBN yg dikhususkan buat peningkatan mutu sekolah. Sialnay lagi dari pengakuan guru guru SMP yang dsempat kami temui, tidak ada satu pun guru guru seni yg di utus DKP Palu ke sekolah smp, yang datang hanya juru tagih DKP membawa perintah walikota. Sy mekinta walikota mencabut instruksi itu dan memerintahkannDKP mengembalikan dana dana BOS itu karena DKPbtidak pernah melaksanakan kewajibannya ke sekolah.”
Smiet yang merupakan seniman muda yang beberapa tahun belakang ini banyak mendapatkan undangan dan kesempatan untuk memperkenalkan musik Kaili di beberapa negara itu mengatakan bahwa Iqbal asal bunyi (asbun).
“Iqbal jangan asal bunyi, nanti fals, nada sumbang. Dalam pemberitaan di media massa beberapa waktu lalu, kami seniman kumpul dan sering menjadikan statemennya sebagai naskah pendek dan anekdot. Kami beranggapan seolah-olah Iqbal Andi Magga tidak pernah tahu jumlah SMP Negeri se Kota Palu. Asal bunyi,” tegas Smiet, Jumat (06/07).
Kata dia, proses ini sudah berjalan 3 bulan di tahun 2017 lalu dan tahun ini sudah berjalan 2 bulan.
“Iqbal ngarang dan sangat pas kalau jadi sutradara film judulnya Abu Ngarang. Kapan digaji kawan pengajar selama setahun dan sudah memainkan kalkulasi asal-asalan,” sebutnya.
Smiet menyarankannya agar Iqbal turut berkesenian agar tersalurkan bakatnya menjadi sutradara.
Terkait itu, pihaknya akan menyiapkan massa dari para seniman untuk turun ke DPRD.
“Demi membunyikan gimba dan lalove, sebagai ungkapan keprihatinan kami kepada oknum anggota dewan yang tidak mempertimbangkan dengan matang keputusan yang berpihak pada budaya dan seni untuk pembangunan bangsa,” tuturnya.
Sementara salah seorang pelatih kesenian di SMPN 7, Fadli Pakinde mengatakan, tuduhan Iqbal tidak benar karena pihaknya melatih dengan membuat komitmen soal kehadiran.
“Kami punya komitmen dengan pihak sekolah untuk mengisi absensi setiap latihan. Artinya kalau kami tidak hadir melatih, maka kami tidak mendapatkan upah. Selaku seniman saya kecewa adanya oknum DPRD yang tidak ingin kesenian tanah Kaili ini berkembang,” ucapnya. (HAMID)