PALU – Dari 13 Kabupaten Kota di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), penyaluran kredit terbesar terdapat di Kota Palu mencapai Rp 19,2 triliun, disusul oleh Kabupaten Banggai 8,95 triliun, Tolitoli 3,83 triliun, Parimo 3,13 triliun dan Kabupaten Poso 2,44 triliun.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) M.Triyono mengatakan, perbankan akan menyalurkan kredit kepada daerah, namun tentunya dilihat dari peluang, daya tarik yang besar, padat penduduk, lokasi mudah dijangkau dan mata pencaharian penduduknya jelas.
“Kenapa kredit di Kota Palu nilainya sangat besar dibandingkan dengan kabupaten lainnya? Karena perbankan itu melihat peluang kredit itu ada di Kota Palu, selain jumlah penduduk besar, sasarannya itu jelas. Contoh kecilnya saja, bagi pelaku usaha ingin mencapai target pasar pasti dia melihat dari lokasinya yang mudah dijangkau. Tempatnya ramai dan sumber penghasilan jelas begitu pula pada perbankan,” ujar Triyono, di Restoran Fodie, Selasa (25/10).
Sementara untuk perkembangan Non Performing Loan (NPL) atau kredit dengan kualitas kurang lancar terdapat di Kabupaten Morowali Utara 4,27 persen, Kabupaten Toli-toli 2,71 persen, Poso 2,55 persen, Palu 2,23 persen dan Kabupaten Bangkep 1,67 persen.
“NPL merupakan kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. NPL juga mengacu pada kondisi dimana debitur tidak dapat membayar kewajibannya terhadap bank yaitu kewajiban dalam membayar angsuran yang sudah dijanjikan diawal,” ujar Triyono.
Ada 5 sektor kredit terbesar di Sulteng seperti, sektor pertambangan dan penggalian 3,42 triliun atau 5,5 persen, sektor industri pengolahan 4,83 triliun atau 5,8 persen, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 5,32 triliun atau 8.89 persen, sektor kepemilikan peralatan rumah tangga 17,53 miliar atau 42,07 persen, serta sektor perdagangan besar dan eceran 8.48 miliar atau 20,36 persen.
Sementara perkembangan perbankan Sulteng kinerja di triwulan III mengalami mengalami pertumbuhan yang positif secara year on year untuk aset 19, 74 persen Dana Pihak Ketiga (DPK) 8,69 persen dan kredit 16,41 persen.
Untuk tingkat risiko kredit perbankan di Sulteng masih tetap terjaga 1,88 persen dan berada di bawah ambang batas( Threshold) NPL sebesar 5 Persen.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG