Kopi Kamanuru dari Desa Dombu Tembus Pasar Dubai dan Jepang

oleh -

SIGI – Ketua Himpunan Petani Kopi Kamanuru, Desa Dombu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Awaludin, Kamis (19/05), mengatakan, pihaknya menargetkan penanaman kopi arabica seluas 60 hektar, setelah berhasil mengembangkan budidaya kopi hingga pasar mancanegara.

“Kopi ini dulu belum dikelola seperti saat sekarang tapi setelah mendapat pendampingan dari mulai memilih bibit, penanaman, pemeliharaan, pemanenan hingga pascapanen sampai pasar, kami benar-benar merasakan perubahan pendapatan dari kopi ini,” ungkap Awaludin di hadapan Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta, didampingi sejumlah kepala dinas.

Dulu, kata dia, harga kopi hanya berkisar Rp17 ribu hingga Rp18 ribu per kilogram. Namun, dengan kopi yang telah dikelola dan diproses menjadi produk dan dikemas menjadi merek kopi kamanuru, harganya bisa mencapai Rp200 ribu hingga Rp280 ribu per kilogram, bahkan telah memenuhi permintaan dari Dubai dan Jepang.

BACA JUGA :  Pilbup Touna, Pasangan SOLUSI dan IHLAS Daftar di Hari Terakhir

Awaludin menjelaskan, proses pengolahan pascapanen Kopi Kamanuru secara natural menghasilkan harga yang tertinggi yaitu Rp280 ribu per kilogram.

“Memang butuh kesabaran dan ketelitian sehingga bisa mendapat hasil seperti saat ini. Makanya kami pun bersemangat untuk terus mengembangkan kopi di wilayah ini,” ujarnya.

Di hadapan Bupati Sigi, ia juga meminta bantuan fasilitasi peralatan pembersihan dan pengolahan lahan untuk penanaman kopi.

Menanggapi permintaan tersebut, Bupati Sigi menjelaskan bahwa apa yang disampaikan itu merupakan bagian dari program pemerintah dalam mengembangkan potensi agrobisnis di wilayahnya.

“Membangun Sigi harus secara pentaheliks, harus melibatkan semua elemen untuk sama-sama bergerak untuk membangun. Pengembangan kopi telah masuk dalam program utamanya dalam pengembangan industri kecil dan menengah,” katanya.

BACA JUGA :  Pemkab Touna Tingkatkan Kualitas Pelaporan Pengendalian Inflasi

Ia meminta Dinas Pertanian agar membangun rumah pascapanen, sementara Dinas Koperasi dan UKM membangun industri kecil dan setiap desa diharap menyiapkan 5 ribu bibit kopi dengan menggunakan dana desa. ***