BARRUSebanyak 702 peserta di Barru, Sulawesi Selatan, mendaftarkan diri untuk mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” yang dilaksanakan secara virtual pada 28 Oktober 2021.

Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Siberkreasi dan Dyandra Promosindo.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Berantas Radikalisme Melalui Literasi Digital”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber, yaitu narablog dan pegiat media sosial, Terry Endropoetro; pegiat jurnalistik dan praktisi senior bidang komunikasi, Fanny Febyanti; anggota SSEAYP International Indonesia sekaligus alumnus Pertukaran Pemuda Indonesia-Jepang dan ASEAN, Akbar Rizki Datau; serta sekretaris perusahaan WGS Hub dan IT Venture Builder, Ratri Adityarani. Adapun, sebagai moderator adalah Debi Glen.

Di sesi pemaparan, pemateri pertama Terry Endropoetro yang menyampaikan tema “Bijak Memilah dan Memilih”. Kata dia, media sosial harus digunakan sesuai etika dan norma yang berlaku serta hindari konflik. Meski bebas berekspresi, namun semua ada batasannya.

“Pilah dan pilih konten inspiratif, bermanfaat, edukatif, dan hiburan yang tidak mengandung pornografi juga kekerasan, pastikan kebenaran informasi, pilih kelompok pertemanan, serta berani bilang tidak,” tegas Terry.

Berikutnya, Fanny Febyanti menyampaikan materi berjudul “Mengenali Berita Palsu dan Verifikasi”. Ciri berita bohong, kata dia, biasanya menimbulkan kecemasan, permusuhan, sumber tidak jelas, isi tidak berimbang, judul dan pengantar provokatif, bermuatan fanatisme, dan selalu minta diviralkan.

“Cara menangkal hoaks: antisipasi judul berita, cek alamat situs, cari fakta, perbanyak literasi, saring sebelum bagikan, ikut komunitas anti hoaks, dan berani lapor,” terangnya.

Sebagai pemateri ketiga,  Akbar Datau membawakan tema “Digital Culture, Literasi Digital dalam Menangkal Terorisme, Radikalisme, dan Separatisme”.

Menurutnya, internet bukan hanya menjadi kekuatan, tetapi bisa menyebarkan ketiga paham ini: terorisme, radikalisme, dan separatisme. Jika menemukan ketiga hal tersebut, yang harus kita lakukan adalah kontrol diri, saring saat membaca, tetap jaga kesatuan dan persatuan, tanamkan sikap toleransi, jaga perdamaian, dan jangan mudah terprovokasi.

Think before you act, saring sebelum sharing,” kata Akbar.

Adapun sebagai pemateri terakhir, Ratri Adityarani menyampaikan tema “Digital Safety, Memahami Aplikasi Keamanan dan Pertahanan Siber di Dunia Digital”.

Kata dia, beberapa jenis ancaman atau serangan siber, yaitu peretasan phising dan malware/ransomware. Serangan siber bisa dilakukan oleh perorangan, organisasi kriminal, atau institusi yang punya kepentingan.

“Cara membangun keamanan dan pertahanan siber adalah dengan menggunakan otentikasi multifaktor, dobel cek, jaga jari dan hati agar tidak mudah terprovokasi, serta bijak menggunakan media sosial dan memilah informasi,” pungkasnya.

Setelah pemaparan seluruh materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu pertanyaannya, “Perundungan digital, kekerasan digital dalam konten radikalisme, hingga penipuan daring banyak terjadi. Bagaimana peran pemerintah dalam memberikan perlindungan dan pertahanan siber saat ini?” tanya Rana kepada Ratri Adityarani.

“Pemerintah sudah punya undang-undang yang mengatur hal tersebut. Jadi, sebenarnya kita sudah punya pagarnya. Kalau ada orang melakukan perundungan, ada UU-nya dan bisa dituntut. Kalau kita benar, jangan takut melapor jika ada perundungan, penipuan, maupun tindakan yang merugikan lainnya,” jawab Ratri Adityarani.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***