Palu – Selama bulan Maret 2023, nilai total ekspor Sulteng mencapai US$1.608,39 juta, naik sebesar US$62,67 juta atau 4,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala BPS Provinsi Sulteng, Simon Sapary, menyatakan bahwa kontribusi terbesar dalam ekspor Sulteng berasal dari besi dan baja, yang mencapai US$1.097,87 juta atau sekitar 68,26 persen dari total nilai ekspor.

“Tiongkok menjadi negara tujuan utama ekspor, dengan nilai ekspor mencapai US$743,90 juta atau sekitar 46,25 persen dari total nilai ekspor. Pelabuhan Bahodopi juga berperan penting dalam ekspor, dengan kontribusi senilai US$1.216,57 juta atau sekitar 75,64 persen dari total nilai ekspor,” kata Simon Sapary pada Selasa (2/5).

Selama periode Januari-Maret 2023, nilai total ekspor Sulteng tercatat sebesar US$4.678,94 juta, dengan sebagian besar dikirim melalui Sulawesi Tengah senilai US$4.671,81 juta dan sisanya berasal dari provinsi lain senilai US$7,13 juta.

Sementara itu, selama bulan Maret 2023, nilai total impor Sulteng mencapai US$727,30 juta, naik sebesar US$20,01 juta atau sekitar 2,83 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kontribusi terbesar dalam impor Sulteng berasal dari bahan bakar mineral senilai US$182,62 juta atau sekitar 25,11 persen dari total nilai impor. Tiongkok juga menjadi negara asal impor terbesar dengan nilai impor mencapai US$395,24 juta atau sekitar 54,36 persen dari total nilai impor. Pelabuhan Morowali berperan penting dalam impor, dengan kontribusi senilai US$695,74 juta atau sekitar 95,66 persen dari total nilai impor.

Secara keseluruhan, nilai total impor Sulteng selama periode Januari-Maret 2023 tercatat sebesar US$1.804,48 juta.

Reporter: IRMA/***