POSO – Workshop “Saya Pilih Bumi: Tolak Plastik Sekali Pakai,” yang berlangsung dari Selasa, 9 Juli hingga Jumat, 12 Juli 2024, telah menggugah kesadaran dan kepedulian para peserta.
Workshop tersebut diikuti oleh siswa dari berbagai sekolah serta warga dari Pamona Utara, Pamona Puselemba, dan Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir.
Prigi Arisandi dan Daru Setyorini dari Ecoton memaparkan bahaya plastik sekali pakai menjadi sumber mikroplastik, dengan menunjukkan penelitian mengungkapkan bahwa mikroplastik telah ditemukan dalam feses, paru-paru, sperma, ASI, plasenta, hingga otak manusia. Mereka juga memeriksa air sungai, danau, laut, tanaman, udara, dan wajah manusia di Kabupaten Poso, dengan hasil menunjukkan bahwa semuanya telah terpapar mikroplastik.
“Gaya hidup instan saat ini telah menyebabkan alam dan manusia menderita. Plastik memang mempermudah hidup, tapi dampaknya bisa berlangsung selama berabad-abad,” ujar Nina, aktivis muda Co-captain River Warrior.
Daru Setyorini menjelaskan bahwa mikroplastik berasal dari dua sumber: primer (seperti kantong plastik) dan sekunder (seperti partikel dalam pembersih wajah). Ia menambahkan, survei online oleh Institut Mosintuwu dan Ecoton menunjukkan 61,8 persen responden menganggap masalah lingkungan terbesar di Poso adalah pencemaran plastik, dengan 48 persen khawatir dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Workshop difasilitasi oleh Lian Gogali menyepakati perlunya kampanye diet plastik, seperti menggunakan botol isi ulang dan membawa wadah makanan sendiri. Ide lainnya adalah membentuk Warung Refill yang tidak menyediakan kantong plastik kepada pembeli dan membuat Ecobrik dari plastik di Desa Tindoli, Kecamatan Pamona Tenggara.
Komunitas Saya Pilih Bumi berencana mengadakan berbagai inisiatif seperti Sekolah Ekologis, Gereja Ekologis, dan Pesantren Ekologis, serta penelitian tentang plastik sekali pakai dan mikroplastik di Poso. Mereka juga berencana melakukan audit merek perusahaan produsen plastik untuk mendorong tanggung jawab perusahaan.
Daru Setyorini menekankan bahwa penyelesaian masalah plastik membutuhkan keterlibatan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Saat ini, 113 kota dan daerah telah membuat kebijakan menolak plastik sekali pakai.
Pada Jumat, 12 Juli 2024, dalam audiensi dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Murni Putosi, komunitas Saya Pilih Bumi mengajukan usulan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Poso membuat peraturan daerah (Perda) untuk menolak plastik sekali pakai.
Fivi Anastasya Tarusu, Fita Libbe, dan Lenny Palese secara bergantian menyampaikan bahaya plastik sekali pakai, inisiatif sedang direncanakan, dan usulan Perda.
Murni Putosi menyatakan dukungannya terhadap inisiatif tersebut dan menyebutkan bahwa sudah ada surat instruksi bagi para pemilik usaha di sekitar Danau Poso untuk tidak membuang sampah di danau. Ia menyambut baik usulan untuk meningkatkan surat instruksi tersebut menjadi Perda mengenai plastik sekali pakai.
Reporter : **/IKRAM